Home Kesehatan Baru Menyusui? Ibu Muda Harus Pahami Beberapa Hal Soal Laktasi

Baru Menyusui? Ibu Muda Harus Pahami Beberapa Hal Soal Laktasi

Jakarta, Gatra.com - Menyusui jadi bagian yang sangat penting dalam meningkatkan gizi, pendidikan, kesehatan ibu dan anak, hingga keberlangsungan hidup anak.

WHO juga menyebutkan bahwa menyusui memberikan perlindungan utama dari penyakit menular sebagai penyebab umum kematian. Bahkan pada populasi berpenghasilan tinggi, menyusui pun menurunkan angka kematian.

Konsuler Laktasi Good Doctor, dr. Ayudya Soemawinata menyebut bahwa untuk berhasil menyusui dengan tenang dan nyaman membutuhkan ilmu, kesabaran, dan kemauan yang kuat. Sebaiknya, sejak masa kehamilan, ibu sudah memiliki pengetahuan tentang menyusui sehingga tidak kaget atau tidak panik saat mengalami tantangan.

"Agar menyusui berhasil, bukan hanya ibu yang perlu mempunyai ilmu dan kesiapan mental. Ibu perlu didukung oleh seluruh support system dalam keluarga, mulai dari suami, baby sitter, orang tua atau mertua," kata Ayudya dalam keterangan tertulisnya yang diterima pada Jumat (25/3).

Menurutnya, terdapat beberapa hal penting yang harus dipahami dalam mempersiapkan ibu untuk menyusui. Pertama, hampir seluruh wanita memiliki kelenjar susu dan bisa memproduksi ASI, kecuali memiliki kondisi medis tertentu yang jarang terjadi.

"Kedua, payudara sudah siap untuk memproduksi ASI sejak minggu ke-16 masa kehamilan," ucapnya.

Ketiga, ASI diproduksi secara bertahap. Menjadi hal yang wajar apabila pada empat hari pertama ASI yang keluar hanya sedikit. Hal ini juga berhubungan dengan kapasitas lambung bayi yang baru 10 ml.

"Jika selama dua hingga tiga hari pertama setelah bayi lahir, ibu tidak dapat menyusui, ibu tidak perlu khawatir karena bayi masih memiliki cadangan makanan di dalam tubuhnya," jelasnya.

Keempat, ASI diproduksi sesuai dengan kebutuhan bayi. Bagi ibu yang bekerja, tetap perlu memompa secara teratur saat tidak bersama bayi. Payudara harus benar-benar dikosongkan agar ASI terus berproduksi.

"Ketika payudara benar-benar kosong, sel-sel payudara akan mengirimkan sinyal ke sel-sel otak untuk memproduksi ASI kembali karena bayi akan segera menyusu. Sel-sel otak akan merespons sehingga ketika bayi akan minum ASI, produksi ASI sudah tersedia," ujar Ayudya.

Tubuh ibu akan mengikuti ritme bayi minum susu. Jadi, jika bayi terbiasa minum setiap dua jam, tubuh akan mengikuti ritme itu untuk memproduksi ASI saat payudara benar-benar kosong.

"Kelima, produksi ASI sama sekali tidak berhubungan dengan ukuran payudara dan ukuran tubuh ibu," tegasnya.

Selanjutnya, kondisi emosional dan asupan gizi ibu juga mempengaruhi produksi ASI. Penggunaan botol atau dot dapat menyebabkan bingung puting dan mengganggu proses menyusui.

"Bagi ibu bekerja, pemberian ASI dengan cup feeder, sendok, spuit, pipet medis, dan spoon feeder lebih disarankan dibandingkan dengan memberi dot kepada bayi," katanya.

203