Home Gaya Hidup Indo NFT Festiverse: Saat Karya di Dunia Maya Lebih Berarti dengan NFT

Indo NFT Festiverse: Saat Karya di Dunia Maya Lebih Berarti dengan NFT

Bantul, Gatra.com - Berbagai karya kreatif yang beredar di jagat maya selama ini dinilai tak memiliki arti dan nilai karena mudahnya dilipatgandakan dan disebarkan. Namun muncul non-fungible token (NFT) disebut mengubah situasi itu.

Hal itu mengemuka dalam Indo NFT Festiverse, festival Non-Fungible Token (NFT) yang diklaim terbesar di Indonesia digelar di Yogyakarta. Pameran karya-karya visual yang dijadikan NFT ini dihelat di Galeri R.J. Katamsi, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, 9-17 April 2022.

Ajang ini menghadirkan karya-karya visual yang dijadikan NFT dari 238 kreator yang ditampilkan melalui 80 layar dan instalasi seni, termasuk lewat tampilan audio visual interaktif. Karya-karya di ajang ini tak mengalami tahap kurasi seperti layaknya pameran seni pada umumnya.

Penyelenggara melakukan verifikasi karya dengan menerapkan sejumlah kriteria seperti keaktifan kreator di komunitas NFT. Selain perupa yang telah dikenal seperti Galam Zulkifli dan Uji Handoko, para kreator adalah para ilustrator dan animator dari Yogyakarta dan berbagai kota yang telah aktif di dunia NFT.

“Sejak populer mulai tahun 2017, NFT mengalami perkembangan cukup pesat sampai sekarang. Meski popularitas NFT saat ini masih terbatas di dunia seni, hobi, dan hiburan, tidak bisa dimungkiri adanya potensi besar pengaplikasian NFT dalam banyak sektor,” kata Rektor ISI Yogyakarta, Agus Burhan, saat membuka festival Indo NFT Festiverse, Sabtu (9/4).

Menurutnya, festival ini menjadi jembatan bagi para kreator, kolektor, pegiat NFT sekaligus masyarakat untuk memasuki dunia blockchain dan mengenal salah satu aset digital berbasis teknologi yang sedang populer ini.

Selain itu, kata dia, pameran ini juga menjadi titik pertemuan berbagai ragam kreativitas baik dalam seni maupun teknologi, hiburan, dan budaya populer lainnya.

“Kita mesti berada dalam gelombang ini, jangan sampai kita tak bisa jadi tuan rumah di negeri sendiri dalam gelombang baru industri Blockchain dan metaverse ini,” tandas Agus.

Intan Wibisono, founder Art Pop Up selaku penyelenggara, menjelaskan, sebagai sebuah festival dari gelombang baru seni dan teknologi, Indo NFT Festiverse dirancang untuk menjadi perhelatan rutin untuk menguji, mengapresiasi, dan menumbuhkan ekosistem NFT di Tanah Air.

Menurutnya, Indo NFT Festiverse menjadi wadah bagi seluruh pemangku kepentingan dunia seni dan teknologi untuk saling bertemu, berbagi, dan berkolaborasi memajukan Indonesia dalam gelombang baru teknologi ini.

Pengajar sekaligus pelaku seni Rain Rosidi menjelaskan festival ini menjadi gerbang untuk menikmati karya-karya sesungguhnya yang berada di dunia maya.

"Metaverse itu kan konsep awalnya tentang kota di dunia digital. Kiya belum sampai ke sana tapi yang utama tetap dunia maya di mana karya-karya NFT berada. Di sini hanya tampilannya. Jadi ini portal untuk masuk ke metaverse," paparnya.

Ia menjelaskan, sejak munculnya NFT suatu karya yang berada di dunia digital memiliki nilai yang melekat. "Sebab sebelumnya karya-karya itu susah diberi nilai karena mudah dikopi dan didistribusikan," katanya.

Melalui NFT, kreator bisa langsung berinteraksi dengan kolektor dan menawarkan karyanya. Peran kreator dan kolektor pun bisa saling bergantian.

"Kreator bisa langsung berhadapan dengan kolektor yang bisa juga menjadi pendukung project kreator. Kolektor juga bisa menjadi investor yang menggantikan peran art dealer," ujarnya.

215