Home Ekonomi AIA dan CIMB Niaga Luncurkan Fortuna Critical Advance Protection

AIA dan CIMB Niaga Luncurkan Fortuna Critical Advance Protection

Jakarta, Gatra.com- PT AIA Financial (AIA), perusahaan asuransi jiwa terkemuka di Indonesia, bersama PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga), bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia menghadirkan AIA Fortuna Critical Advance Protection. Ini merupakan produk proteksi terhadap penyakit kritis sejak tahap awal hingga yang lebih serius.

Pasalnya, proteksi sosial yang ada saat ini memiliki keterbatasan, utamanya untuk perawatan medis penyakit kritis. Sehingga kebutuhan untuk proteksi ekstra berupa asuransi khusus yang memberikan proteksi terhadap penyakit kritis juga diperlukan. Dengan begitu kualitas hidup pasien dan keluarga

tetap terjaga.

“Tanpa persiapan proteksi yang baik, ancaman penyakit kritis akan mengakibatkan efek berantai pada perekonomian keluarga. AIA Fortuna Critical Advance Protection kami hadirkan bersama mitra CIMB Niaga untuk menyediakan proteksi hingga usia 99 tahun terhadap 100 lebih penyakit kritis mayor dan minor,” kata Chief Marketing Officer AIA Kathryn Monika Parapak dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/3).

Salah satu penyebab munculnya penyakit kritis ini juga dipicu penerapan gaya hidup yang tidak sehat. “Sebagai perusahaan yang berkomitmen membantu jutaan keluarga di Indonesia hidup lebih sehat, lebih lama, lebih baik, produk AIA Fortuna Critical Advance Protection juga kami rancang terintegrasi dengan AIA Vitality, program health and wellness yang membantu setiap orang menjalani pola hidup sehat,” jelas Kathryn.

Head of Consumer Product, Preferred & Personalization CIMB Niaga, Noviady Wahyudi mengatakan, di masa sekarang, risiko penyakit kritis makin tidak bisa diprediksi. Oleh karena itu, menyiapkan proteksi terhadap penyakit kritis merupakan sebuah keniscayaan, untuk menghindarkan

keluarga dari beban finansial akibat tingginya biaya pengobatan.

“Kami percaya AIA Fortuna Critical Advance Protection bisa menjadi pilihan dan solusi bagi nasabah, sehingga tidak perlu menurunkan kualitas hidup dan mengorbankan keuangan keluarga demi pengobatan,” papar Noviady.

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan mencatat 33,3% penyakit stroke terjadi pada kelompok umur 55-64 tahun. Disusul oleh kelompok umur 45-54 tahun (21,8%), kelompok umur 35-44 tahun (6,9%) dan 25-34 tahun (2,8%).

Sementara penyakit jantung terbanyak ditemukan pada kelompok umur 55-64 tahun, yaitu sebesar 21,3% disusul oleh kelompok umur 45-54 tahun (19,6%). Serta usia 35-44 tahun (12,9%), 25-34 tahun (8,4%), 15-24 tahun (7,6%).

Menurut Healthdata Indonesia, penyakit-penyakit yang tergolong katastropik tersebut merupakan penyebab utama kematian di Indonesi. Dimana membuat banyak keluarga dibayangi penurunan kualitas hidup karena anggota keluarganya menderita penyakit kritis, dan harus merelakan hartanya demi membiayai pengobatan.

Sebuah studi yang dilakukan oleh George Institute for Global Health bertajuk ASEAN Costs in Oncology (ACTION) 3 yang dirilis pada tahun 2015, misalnya, menemukan bahwa 48% dari 9,513 pasien kanker dari delapa negara, termasuk Indonesia yang menjadi obyek penelitian tersebut mengalami bencana keuangan” akibat harus menyisihkan 30% atau lebih pendapatan keluarga untuk membayar biaya pengobatan kanker.

Sebanyak 44% pasien yang berhasil sembuh dari kanker, mengalami kesulitan ekonomi, bahkan harus menghabiskan seluruh tabungannya untuk pengobatan.

58