Jakarta, Gatra.com- Viral video aktivis media sosial Ade Armando hadir di tengah massa demonstrasi menolak jabatan presiden tiga periode di Jakarta, 11/04. Video Ade Armando cukup bervariasi. Mulai dari meladeni wawancara dengan wajah sehat dan bugar, cekcok dengan demonstran wanita dan dikata-katai buzzer dan pengkhianat, hingga berakhir babak belur dan diselamatkan aparat.

Nahas yang menimpa Ade Armando pun menjadi trending topik di laman media sosial. Hingga petang ini di laman twitter berita Ade Armando menempati posisi teratas hingga 60,7 ribu. Apakah kasus Ade Armando sebuah desain? "Cukup satu AA semua isyu beralih," cuit seorang aktivis.

Meskipun Ade Armando menjadi trending topik, namun nuansa demonstrasi yang menolak jabatan presiden tiga periode tidak lantas tenggelam. Karena demonstrasi tidak hanya marak di Jakarta saja, tetapi merata di seluruh Indonesia. Bahkan di Kendari seorang perwira Brimob meninggal karena sesak napas saat mengamankan demonstrasi.

Demonstrasi menolak jabatan presiden tiga periode secara prinsip sudah tersampaikan. Dan ini secara pemberitaan sudah selesai dan kurang menarik. Dengan kejadian Ade Armando pemberitaan demonstrasi kembali memikat tanpa kehilangan isyu tuntutan yang disampaikan. Kasus AA menjadi pendongkrak berita demonstrasi kembali hidup, dan tidak menodai aksi mahasiswa. Kenapa? Karena Deni Siregar rekan AA justru berkoar bahwa pelaku bukan mahasiswa, tetapi pihak lain. Jadi tidak ada alasan menimpakan kasus penyiksaan AA pada aksi mahasiswa.

Pernak pernik memang menjadi sisi lain berita demonstrasi dimana isyu yang diangkat sudah menjadi pengetahuan umum. Maka berita penangkapan anak SMA saat mau ikut berdemo di Semarang pun cukup menjadi perhatian. Apalagi mereka membawa benda-benda yang tak lazim.