Home Apa Siapa Mengenang Bondan Nusantara, Gigih Bangkitkan Ketoprak Hingga Akhir Hayat

Mengenang Bondan Nusantara, Gigih Bangkitkan Ketoprak Hingga Akhir Hayat

Bantul, Gatra.com – Kegigihannya selama puluhan tahun melestarikan seni ketoprak menjadikan Bondan Nusantara dikenal sebagai tokoh besar di balik kebangkitan seni drama tradisional Jawa tersebut.

Kepergiannya pada Rabu (20/4) sore adalah kehilangan besar bagi para seniman ketoprak yang tidak hanya bermukim di Daerah Istimewa Yogyakarta, melainkan hingga Klaten, Jawa Tengah, dan sekitarnya.

“Tadi malam (19/4) bapak masih sempat latihan ketoprak bersama rekan-rekannya dan baru pukul 21.00 WIB lebih masuk rumah. Beliau berpesan dibangunkan pagi karena ada rapat dengan Tim Pengembangan Ketoprak,” kata anak pertama Bondan, Arcaya Manikotama, Rabu malam kepada Gatra.com.

Sempat dibangunkan oleh istrinya, Maria Sri Sulastri, almarhum Bondan hanya menjawab sekilas dan meneruskan tidur hingga ditemukan meninggal dunia.

Koko, panggilan Arcaya, mengakui seluruh hidup bapaknya didedikasikan untuk melestarikan seni ketoprak yang beberapa tahun ini mati suri. Pendampingan dan bimbingan yang dilakukan Bondan serasa tidak mengenal waktu. Hampir setiap hari almarhum pulang menjelang tengah malam.

“Bapak itu orangnya gigih untuk memperjuangkan ketoprak. Beliau tidak peduli pasang surutnya kesenian ini. Beliau tidak mau menyerah,” paparnya saat ditemui di rumah duka di Kasongan, Bantul.

Mewakili keluarga, Koko sangat berharap dan meminta para generasi muda yang sudah berhasil dibimbing bapaknya dalam berkesenian untuk tetap meneruskan dan melestarikan ketoprak tanpa patah semangat.

“Tanpa harus bersama bapak lagi. Cita-cita bapak meregenerasi pemain ketoprak sudah purna. Buktinya ketoprak banyak diterima generasi sekarang,” ucap Koko.

Sebagai anak pemain ketoprak, Suyatin dan Kadariah, Bondan terus berkiprah dalam kesenian ini karena menganggap ketoprak adalah warisan dari kedua orang tuanya itu.

Di tengah sepinya panggung ketoprak di Yogyakarta pada awal 2000-an, Bondan memilih mengembangkan kesenian ini di daerah Klaten bersama Amigo Group.

Lewat festival ketoprak khusus pelajar, Bondan berhasil menjadikan ketoprak sebagai muatan lokal wajib di seluruh sekolah di Klaten. Dari langkah ini, muncul banyak anak muda yang berkecimpung di ketoprak.

Seiring kehadiran Dana Keistimewaan (Danais), atas instruksi Gubernur Yogyakarta, Bondan diminta menghidupkan kembali kesenian ketoprak di Bumi Mataram.

Bersama dua rekannya, Purwadmadi dan Bambang Paningron, mereka membentuk Tim Pengembangan Ketoprak di bawah koordinasi Dinas Kebudayaan DIY. Mereka bertiga tertantang untuk menghadirkan ketoprak yang mudah diterima generasi muda.

“Di sini kami mulai perubahan dengan mengedepankan keberagaman gagasan dalam penyusunan naskah tanpa harus terlepas dari teks sejarah,” kata Bambang Paningron.

Munculnya improvisasi dalam pembuatan naskah ini menjadi titik balik ketertarikan anak muda berkecimpung dan main ketoprak. Konsep ini juga melahirkan pertunjukan ketoprak yang semakin terukur layaknya teater sehingga menarik ditonton.

“Inilah faktor yang saya kira menjadi daya tarik bagi anak-anak muda. Api kreativitas mereka ditampung Mas Bondan tanpa harus meninggalkan pakem pertunjukkan ketoprak,” lanjutnya.

Setiap tahun, bersamaan dengan festival ketoprak yang diselenggarakan dari tingkat kecamatan hingga kabupaten, Bondan bersama keduanya rekannya memberikan pelatihan tentang penulisan naskah, penyutradaraan, hingga manajemen panggung.

Hasilnya, Bambang mengatakan, saat ini ada 700-an pemuda se-DIY yang berkecimpung dan menghidupkan ketoprak. Mereka dengan bimbingan para senior bahkan mampu menulis naskah dan mementaskannya sendiri.

“Tahun ini sebenarnya rangkaian festival tahunan akan dimulai Mei besok. Setelah kepergian Mas Purwadmadi dua bulan lalu dan sekarang Mas Bondan, saya belum tahu harus berbuat apa. Tapi yang pasti warisan ini tetap harus dilestarikan,” kata Bambang.

Sesuai pengumuman keluarga, jenazah Bondan Nusantara akan dikremasi Rabu siang. Pihak keluarga juga mengizinkan seluruh pelayat untuk mendoakan almarhum bahkan mensalatinya sesuai keinginan yang pernah ditulis di akun Facebooknya, @bondandmb.

292