Home Politik Ibas Turun Gunung Dengarkan Keluhan Petani Soal Harga Pupuk

Ibas Turun Gunung Dengarkan Keluhan Petani Soal Harga Pupuk

Ponorogo, Gatra.com - Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas dalam kegiatan resesnya menerima banyak keluh kesah dan aspirasi dari para petani padi Desa Purwosari, Ponorogo, Jawa Timur pada Sabtu (23/4/2022).

 

Beberapa diantaranya, mahal dan langkanya pupuk subsidi, masih minimnya alat pertanian modern, kebutuhan saluran irigasi, hingga mahalnya harga-harga kebutuhan pokok menjelang lebaran.

 

“Mas Ibas, kami dari Poktan (Kelompok Tani) Mulyo Ponorogo dan para tani di Desa Purwosari, ingin menyampaikan uneg-uneg. Salah satunya masalah pupuk. Menurut kami harganya tidak terjangkau, belum lagi subsidinya dikurangi. Kadang harganya normal, tapi malah barangnya yang langka,” ujar Ketua Poktan Mulyo, Kastubi.

 

Petani padi Purwosari yang hadir lainnya yaitu Murni, secara kompak menyampaikan keluhan serupa terkait harga pupuk.

 

“Mau tanam padi tapi kok tidak ada pupuknya. Kami biasa pakai pupuk subsidi, tapi sekarang susah didapat karena jumlahnya dikurangi. Kalau pakai pupuk non-subsidi selisih harganya jauh, terlalu mahal,” kata Murni.

 

Menanggapi fenomena tersebut, Ibas pun hadir langsung di tengah mereka. Dikelilingi para poktan dan warga, Ibas berdialog di tepi sawah untuk mendengar suara tani dan memberikan bantuan nyatanya.

 

“Saya terus menyampaikan ke Pemerintah untuk memperhatikan kebutuhan pupuk petani, tidak hanya sampai kabupaten tapi juga ke desa-desa agar distribusinya, jangan macet," ujar Ibas.

 

Ia menyebutkan masyarakat banyak yang menggunakan pupuk subsidi agar biaya tanamnya murah dan petani bisa mendapatkan untung. Selain pupuk, kata Ibas cuaca juga menjadi kendala dalam bertani. Di musim kemarau, irigasi menjadi kunci yang sangat dibutuhkan.

 

"Kabupaten Ponorogo setidaknya sudah memiliki saluran air yang memadai, sehingga tidak terlalu menyulitkan para petani. Sudah banyak pula saluran irigasi lintas pertanian yang bisa dialirkan ke mana saja," tutur Ibas.

 

Ia berharap agar para poktan memperhatikan betul setiap proses dalam menanam padi. Mulai dari pengolahan tanah, pengairan, hingga penanaman bibit padi sampai panen untuk terus dirawat dan dijaga.

 

"Hal ini bertujuan agar bisa mendapat hasil panen yang berkualitas sehingga mendukung produktivitas pada petani di tengah masa pandemi maupun krisis ekonomi dunia," jelas Ibas.

 

Setelah mendengarkan suara petani, Ibas juga menyalurkan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) berupa transplanter (alat penggiling padi) dan combine (alat panen padi). Ibas langsung mengetes penggunaan kedua alat tersebut bersama petani yang lain.

 

"Mesin ini bekerja sangat modern, efektif dan mudah digunakan. Para petani kini bisa menghemat tenaga dan pekerjaan lebih cepat selesai. Hasil beras yang dikeluarkan pun bersih. Para petani bisa bekerja lebih produktif, tidak perlu tumbuk-tumbuk lagi. Kita juga ingin mendorong alat-alat, seperti combine dan harvester bisa berfungsi dan berguna di lintas gapoktan,” tambah Ibas.

 

Ibas berpesan agar selain bisa menggunakan alsintan para petani juga dapat merawat alat tersebut dengan baik.

 

“Pemerintah perlu maksimalkan sumber daya pertanian lokal yang ada terlebih dahulu, kalau terjadi kelangkaan beras atau gagal panen besar, barulah boleh impor,” jelas Ibas.

 

Dalam kesempatan itu, Ibas memberikan bantuan berupa alat mesin pertanian, 500 paket sembako untuk petani dan warga di Desa Purwosari untuk meringankan beban para petani dan masyarakat di tengah melonjaknya harga berbagai kebutuhan pokok.

272