Home Gaya Hidup Kelompok Kejawen Kalitanjung Gelar Jamasan Pusaka dalam Perayaan Idulfitri

Kelompok Kejawen Kalitanjung Gelar Jamasan Pusaka dalam Perayaan Idulfitri

Banyumas, Gatra.com– Ratusan anggota adat Kasepuhan Kejawen Kalitanjung, Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah mengarak pusaka leluhur dan jamasan pusaka pada perayaan Idulfitri, Rabu (4/5).

Kasepuhan Kelompok Adat Kejawen Kalitanjung, Muharto mengatakan, arak-arakan pusaka dilakukan dengan tapa bisu dari kediaman Kepala Desa Tambakrnegara menuju Balemalang. Sebelumnya, pusaka peninggalan leluhur tersebut disemayamkan semalam di kediaman kepala desa.

“Kasepuhan mengiring jengkarnya (pemberangkatan-red) pusaka dari kediaman kepala desa ke tempat asalnya, dengan acara tapa bisu, tidak boleh berbicara tidak boleh merokok. Lalu sampai ke tempat yang dituju, dijamas,” kata Muharto, Rabu (4/5)).

Pada Selasa malam, bersamaan dengan penyemayaman pusaka, warga melakukan takbir hingga Rabu dinihari. Selanjutnya, pagi harinya, warga menggelar selamatan menjelang perayaan Idulfitri. Pada Rabu siang, pusaka diarak menuju Balekambang dan dijamas oleh para kasepuhan. “Diadakan selamatan, yaitu untuk menjelang hari raya Idul Fitri,” ucap dia.

Pegiat Budaya Milenia Rawalo, David Okta Nugraha mengatakan budaya adat Kalitanjung adalah salah satu kekayaan budaya Nusantara, secara turun temurun dipertahankan dan dilestarikan oleh kelompok adat ini. “Nilai budaya adiluhung tercermin dalam kegotongroyongan dalam kehidupan bermasyarakat di Grumbul Kalitanjung,” ucap David.

Dia mengungkapkan, Kesakralan pelaksanaan sejak semalam sangat lekat dalam rantap tata cara yang bukan saja merupakan tontonan namun terlebih menjadikan sebuah tuntunan pada penerus kawula muda untuk dapat melestarikan budaya yang sangat adiluhung.

Diketahui, sejumlah kelompok Kajawen di berbagai daerah merayakan Idul Fitri pada Rabu Kliwon (4/5). Dalam kalender Alip Rebo Wage (Aboge), tahun ini adalah tahun Alip. Pada tahun Alip, rumus penentuan 1 Syawal adalah Waljiro, atau syawal siji loro. Itu berarti, 1 Syawal jatuh pada hari pertama dan hari pasaran kedua.

Dalam penanggalan Aboge, hari pertama adalah Rabu. Sedangkan pasaran kedua adalah Kliwon. Dengan begitu, 1 Syawal tiba pada Rabu Kliwon.

1273