Home Regional Tradisi Syawalan di Pekalongan, Ribuan Warga Berebut Lopis Raksasa

Tradisi Syawalan di Pekalongan, Ribuan Warga Berebut Lopis Raksasa

Pekalongan, Gatra.com - Acara syawalan kembali digelar di Kota Pekalongan, Jawa Tengah setelah dilarang selama dua tahun karena pandemi, Senin (9/5). Ribuan warga berebut lopis raksasa yang menjadi ciri khas tradisi sepekan setelah Hari Raya Idulfitri itu.

Syawalan berlangsung di Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara. Terdapat dua lopis raksasa yang disediakan dalam acara itu. Masing-masing dengan berat 2.300 kg, tinggi 160 cm dan diameter 320 cm serta berat 1.820 kg, tinggi 222 cm dan diameter 250 cm.

Setelah acara seremonial pembagian, ribuan warga yang memadati lokasi acara langsung berebut untuk mendapatkan lopis yang konon mampu mendatangkan berkah atau keberuntungan tersebut.

Wali Kota Pekalongan, A Afzan Arslan Djunaid mengaku bersyukur tradisi syawalan yang diisi dengan pembagian lopis raksa bisa kembali digelar setelah dua tahun ditiadakan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Aaf, sapaannya, menyebut acara syawalan dengan lopis raksasa perlu dijaga dan dipelihara bersama sebagai tradisi dan budaya turun temurun. Tujuannya untuk mempererat tali silaturahmi antar masyarakat Krapyak dan dengan masyarakat daerah sekitarnya sesuai dengan filosofi lopis yang lengket.

"Perayaan lopisan tahun ini memang serba mendadak, tetapi alhamdulillah berjalan lancar. Kami berharap, pandemi bisa segera berakhir agar di tahun mendatang, tradisi ini bisa dipersiapkan lebih matang dan meriah lagi," ujarnya.

Salah seorang warga Buaran, Kecamatan Pekalongan Selatan, Istikharah mengaku rela datang sejak pagi ke acara syawalan untuk melihat langsung dan berebut lopis raksasa.

“Alhamdulillah dapat lopis walaupun sedikit. Ke sini memang sengaja karena pertama memang suka lopis dan itung-itung ngalap berkah Syawalan. Tadi memang harus rebutan, karena kalau tidak rebutan pasti tidak kebagian lopisnya,” tuturnya.

1351