Home Politik Targetkan Raup Kursi Maksimal di Senayan, Nasdem Bidik Suara Petani

Targetkan Raup Kursi Maksimal di Senayan, Nasdem Bidik Suara Petani

Karanganyar, Gatra.com -  Ingin mengulang sukses pada kontestasi pemilihan umum (pemilu) 2019, Partai Nasdem menargetkan perolehan maksimal kursi DPR RI pada pemilihan tahun 2024. Mereka membidik kaum petani dibidik untuk mendongkrak suara para calon legislatifnya.

Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Jawa III (Jawa Tengah) DPP Partai Nasdem, Sugeng Suparwoto, mengatakan partainya  menjadi satu-satunya partai politik yang mengalami peningkatan kursi anggota legislatif di DPR. Perolehan kursi mereka di DPR bertambah 23 kursi, yaitu dari 36 kursi pada 2014, menjadi 59 kursi pada 2019 atau naik 63,88 persen.

Ia optimistis bisa mengulang sukses pada 2024 mendatang, bahkan persentasenya bertambah.

“Targetnya sampai 65 persen (di pemilu legislatif DPR RI 2024),” katanya kepada wartawan di Desa Rejosari Kecamatan Gondangrejo Karanganyar, Minggu (15/5).

Ia mengklaim memiliki para tokoh hebat yang siap bertarung di pemilihan umum 2024, baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun pusat. Saat ini, mesin partai sudah bergerak menggalang simpati publik melalui berbagai saluran. Problem masyarakat paling mendasar sangat dipahami Partai Nasdem, terutama bidang pertanian.

“Partai Nasdem enggak memiliki pemilih tradisional. Jadi harus mengandalkan mesin partainya untuk bergerak,” ucapnya.

Ia yang berada di Dapil VIII Jateng (Banyumas dan Cilacap) meyakini kaum petani memberikan kontribusi luar biasa bagi Indonesia, baik dari sektor riil maupun partisipasi pemilu. Maka itu, Nasdem menggarap serius kalangan ini. Berbagai persoalan petani bakal dijadikan isu utama membangun Indonesia.

“Dengan pertanianlah Indonesia bisa bertahan dan bangkit, namun posisinya selalu lemah. Perlu ada yang memperjuangkan,” katanya.

Ia berharap, ke depan pertanian bertransformasi menjadi industri unggulan dengan tata kelola koperasi. Para petani juga diharapkan menguasai mayoritas lahan produktif, alih-alih hanya mendapatkan sedikit porsi lahan.

“Dari 100 juta petani di Indonesia, lahan yang dikuasai hanya 0,2 persen. Mayoritas lahan dikuasai segelintir orang saja. Anak-anak petani mulai meninggalkan warisan bertani dari para leluhurnya. Menelantarkan lahannya. Ini ironis,” ungkapnya.

Perbaikan model pertanian diharapkan mengurangi ketergantungan impor dan mampu memproduksi mandiri pupuk.

“Gas alam menjadi bahan penting pembuatan pupuk. Nah, kebanyakan kita impor gas alam. Bagaimana caranya supaya Jateng yang merupakan lumbung padi, memiliki pabrik pupuk. Kita mengusulkan pabrik pupuk di Jateng,” ujar Sugeng.

1731