Home Ekonomi Cakupan Transportasi di Wonosobo Rendah, Akademisi Rekomendasikan 3 Hal ini

Cakupan Transportasi di Wonosobo Rendah, Akademisi Rekomendasikan 3 Hal ini

Banyumas, Gatra.com – Akademisi Politeknik Transportasi Darat Indonesia (PTID-STTD), Siswanto mengungkap persoalan transportasi yang terjadi di Wonosobo. Salah satunya yakni model share yang terbilang rendah, hanya 0,23.

Dia menjelaskan, hal ini disebabkan cakupan angkutan di Kabupaten Wonosobo yang belum memadai, yakni cakupan pelayanan, nisbah pelayanan, dan ketersediaan angkutan dari masing-masing zona.

Selain itu, dari segi yuridis, Surat Keputusan (SK) jaringan trayek angkutan umum di Wonosobo sudah hampir 12 tahun belum dilakukan evaluasi, prasarana angkutan umum terminal yang tercantum di SK Bupati kebanyakan belum terbentuk, sedangkan amanat UU no 22 tahun 2009 pasal 145 ayat 4 rencana umum jaringan trayek dikaji ulang setiap 5 tahun sekali.

Karena itu, timnya merekomendasikan tiga usulan pokok. Yakni SK jaringan trayek Kabupaten Wonosobo, dokumen perencanaan terminal tipe C dan STNB (Sub Terminal Non Bus).

“Saya merekomendasikan 3 usulan pokok meliputi perencanaan SK jaringan trayek Kabupaten Wonosobo, dokumen perencanaan terminal tipe C dengan tahapan yang sesuai dengan teknis perencanaan terminal dan melakukan perencanaan untuk STNB (Sub Terminal Non Bus) yang berfungsi sebagai tempat berkumpul angkutan,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Disperkimhub Wonosobo, Sulistiani, S.Sos, M.Si. menegaskan, pihaknya akan terus mengawal rekomendasi yang sudah disampaikan baik secara perencanaan maupun implementasi.

“Hasil rekomendasi akan kami kawal, dari perencanaan sampai implementasinya,” tandas Sulistiani.

Perlu diketahui, sebelumnya sebanyak 16 taruna melakukan Tim Praktik Kerja Lapangan (PKL) PTID-STTD di Wonosobo. Di Wonosobo, para taruna mempelajari tansportasi aktual dan mengimplementasikan ilmu yang diperolehnya selama belajar di PTID-STTD.

1144