Home Sumbagteng Ritual Bermakna Mandi Buddha di Candi Kedaton

Ritual Bermakna Mandi Buddha di Candi Kedaton

Muaro Jambi, Gatra.com Perayaan Waisak 2566 BE - 2022 punya kesan dan makna besar bagi 2 ribu umat Buddha di Jambi dari berbagai Vihara. Terlebih, ritual Rupang Buddha berlangsung di Candi Kedaton, Muaro Jambi.

Ketua Perkumpulan Umat Buddha Jambi, Rudy Zhang, mengatakan, pemandian Rupang Buddha memang wajib dilakukan umat Buddha. Ritual ini melambangkan setiap umat adalan calon Buddha.

"Setiap umat akan bertekad menjadi seorang Buddha sehingga mencapai pencerahan dan menolong semua mahluk," katanya dalam Kompleks Percandian Muaro Jambi, Ahad (22/5).

Guna membersihkan batin, setiap umat wajib melakukan ritual mencurahkan air ke patung Buddha. Prosesi dalam kawasan Kompleks Percandian terluas se-Asia Tenggara ini pun bagian dari simbol pembersihan batin.

"Saya lihat ramai sekali dan penuh, mereka sangat semangat mengikuti dari awal sampai akhir," ucapnya.

Upasaka Pandita Fandeson mengatakan, ritual Rupang Buddha adalah simbolik setiap umat menyucikan diri. Ia berujar, sifat manusia berbagai macam, ada serakah, benci, iri, dan dengki. Makanya visualisasi Pratima Buddha ketika dicurahkan melunturkan sifat-sifat tersebut.

"Saya sendiri megalami prosesnya, dari sifat iri hati, benci, dan dengki yang disebut loba, moha, dan dosa menjadi kotoran batin," katanya.

Menyucikan batin bertujuan untuk menjunjung kembali guru Buddha, yaitu Siddharta Gautama. Prosesi ini hanya ada pada Perayaan Waisak yang dilakukan semua umat Buddha.

"Seyogyanya sebagai manusia, kita berlatih untuk menjadi sosok Sang Buddha. Bikkhu Sangha mengatakan, setiap individu memiliki benih kebuddhaan. Jadi tak menutup kemungkinan, tapi tidak dalam proses kehidupan ini, tapi kehidupan selanjutnya," ucapnya.

264