Home Lingkungan Kebijakan Energi Terbarukan Indonesia

Kebijakan Energi Terbarukan Indonesia

Jakarta, Gatra.com - Presidensi G20 Indonesia merupakan momentum istimewa yang membutuhkan dukungan seluruh masyarakat Indonesia. Karena itu Pemerintah berharap keterlibatan multi-stakeholder pada sektor prioritas transisi energi, termasuk swasta, nonprofit, hingga pendidikan tinggi, dalam mewujudkan dukungan itu.

Harapan itu disampaikan Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik (IDP) Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Teuku Faizasyah, dalam pembukaan seminar G20 Fair di Gedung Weeskamer Semarang, bertajuk “Langkah Maju Energi Terbarukan Indonesia" akhir April lalu, seperti ditulis di laman kemlu.go.id.

G20 Fair di Semarang merupakan kegiatan seri ke-2, setelah sebelumnya berlangsung di Mataram NTB pada bulan Maret 2022. G20 Fair direncanakan akan berlanjut di beberapa kota di Indonesia, sebagai bagian dari upaya sosialisasi tentang Presidensi G20 Indonesia dan manfaatnya bagi masyarakat tanah air.

Seminar G20 Fair menghadirkan sejumlah narasumber antara lain Staf Ahli Menlu bidang Hubungan Antarlembaga, Muhsin Syihab, Staf Ahli Menteri ESDM bidang Perencanaan Strategis, Yudo Dwinanda, Founder of Society of Renewable Energy, Zagy Berian, serta Dosen Hukum Internasional UNDIP, Nanik Trihastuti.

Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis, Yudo Dwinanda, menyampaikan bahwa pengguna migas terbesar adalah G20, sehingga setiap negara-negara anggota G20 memiliki tanggung jawab bersama untuk melakukan transisi energi menuju energi yang terbarukan. Ia berharap, ke depan, Indonesia dapat dorong percepatan pengesahan RUU Energi Baru dan Terbarukan (EBT) melalui sinergi kolaborasi multi-disiplin dan multi-stakeholders.

Founder of Society of Renewable Energy, Zagy Berian mengharapkan bahwa kalangan pemuda dan perempuan turut mengambil peran penting dalam pengembangan energi terbarukan. Menurut dia, keterlibatan dan akses mereka dalam pencapaian net zero emissions harus diperkuat.

Sementara itu, Direktur PELH Kemlu, Hari Prabowo, menyampaikan bahwa pemerintah sedang terus membumikan Presidensi G20 Indonesia dan langkah diplomasi RI. Ia menegaskan bahwa presidensi tahun ini akan memastikan untuk selalu bekerja sama dengan berbagai pihak. Presidensi G20 Indonesia merupakan kesempatan emas dan harus betul-betul dimanfaatkan untuk mewujudkan kontribusi nyata Indonesia dalam sejumlah isu global sebagai bentuk peningkatan peran Indonesia dalam diplomasi internasional.

Dalam kesempatan terpisah, Juri Bicara Presidensi G20 Indonesia, Maudy Ayunda, menuturkan bahwa Indonesia yang mengangkat isu energi baru ke forum G20 sedang terus memelopori Penggunaan energi baru ramah lingkungan. Misalnya, memperkenalkan kendaraan dengan sumber energi baru yang bersih.

"Penggunaan kendaraan listrik merupakan salah satu strategi untuk mencapai target Indonesia menurunkan emisi sebanyak 29 persen pada 2030 dan emisi 0 pada 2060," tutur Maudy seperti dikutip laman kominfo.co.id.

Moda transportasi publik yang menggunakan energi listrik, akan segera diterapkan di sejumlah wilayah di tanah air. Dengan begitu diharapkan, target emisi CO2 sebesar 0 persen dapat segera tercapai sesuai dengan rencana.