Home Gaya Hidup Ini Hidangan Tertua Kerajaan Kuno Bali Versi Dharma Caruban

Ini Hidangan Tertua Kerajaan Kuno Bali Versi Dharma Caruban

Jakarta, Gatra.com – Bali tak hanya mempunyai ragam budaya dan keindahan alam. Pulau Dewata juga kaya akan kuliner atau hidangan, di antaranya merupakan warisan zaman kerajaan kuno Bali, yakni bebek timbungan.

Pemilik Bali Timbungan, Billy Hartono Salim, dalam keterangan pers diterima pada Selasa (14/6), mengatakan, menurut naskah kuno Dharma Caruban, bebek timbungan merupakan hidangan Bali tertua.

Menurutnya, bebek timbungan yang merupakan menu andalan pihaknya, dalam 3 tahun berturut-turut memenangkan penghargaan, yakni Trinita Karana Ballenangkan Best of The Best Balinese Food Festival yang diselenggarakan oleh Trihita Karana Bali Foundations. Kemudian, pada tahun 2018, Melapa-Melapi Awards untuk kategori Best of Taste, Best of Serving, dan Best of Presentation.

Kunci kenikmatan bebek timbungan terletak pada teknik memasak lambat (slow cook) dengan menggunakan bambu dan asap dari api kecil. Slow cook menanamkan rasa secara bertahap, menjadikan makanan matang merata dari waktu ke waktu sambil mempertahankan saripati dan kelembapan bahan makanan. Hasil akhirnya adalah kesempurnaan cita rasa bumbu Bali, tekstur daging yang lembut, dan tampilan hidangan yang unik.

"Metode slow cook sudah diterapkan di dapur kerajaan di Bali sejak berabad-abad silam. Kami mempertahankan resep kuno. Salah satunya dengan mempertahankan penggunaan bumbu khas Bali basa genep yang terdiri dari 15 macam bahan dan proses pemasakan yang panjang,” ujarnya.

Tak heran, kata dia, menu bebek timbungan adalah cikal bakal bakal berdirinya Bali Timbungan. Tentunya, masih banyak lagi menu andalan bercita rasa otentik Bali yang kaya akan bumbu rempah tradisional, di antaranya ayam betutu Gilimanuk yang juga masuk menu balinese heritage cuisine Bali Timbungan dan dihidangkan dengan plecing kangkung serta sambal matah.

Menurut Billy, pihaknya juga tak hanya menghadirkan menu otentik, namun juga berupaya melestarikan tradisi megibung, yaitu tradisi makan bersama dalam satu wadah dan duduk dalam posisi melingkar yang penuh dengan nilai kebersamaan. Menu Megibung disajikan dalam satu wadah dulang Bali beralas daun pisang.

Suguhan terdiri dari aneka ragam masakan khas Pulau Dewata disajikan, yaitu bebek timbungan, ayam suwir Klungkung, satai lilit ikan Karangasem, satai bawah pohon jambu, kerang bumbu kedonganan, sudang lepet Singaraja, cumi goreng, udang goreng, urab pakis, sup sari segara, hingga bakwan jagung.

Lebih jauh Billy menyampaikan, menu zaman kuno tersebut menjadi inspirasi untuk mendirkan restoran Bebek Timbungan di Bali pada tahun 2018 lalu?. Kini, resto tersebut bersulih nama menjadi Bali Timbungan dan hadir di Sarinah, Jakarta Pusat.

Menurutnya, cabang ketiga tersebut diresmikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga. “Ini awalnya memang bermula dari sebuah menu yang tak asing lagi di kalangan masyarakat Bali, yaitu bebek timbungan,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PT Sarinah, Fetty Kwartati, mengatakan, kehadiran Bali Timbungan selaras dengan nilai-nilai Sarinah yang didirikan atas inisiasi Presiden Indonesia pertama, Soekarno.

“Soekarno yang juga anak dari seorang perempuan bangsawan Singaraja, Bali. Restoran Bali Timbungan mengusung menu klasik Bali, khususnya hidangan favorit kerajaan di masa silam,” katanya.

Menurut Fetty, nilai sejarah dan upaya melestarikan warisan nusantara inilah yang memberikan rasa kedekatan dengan Bali Timbungan. Secara keseluruhan, semua tentang restoran ini sangat sesuai dengan Sarinah yang menghadirkan beragam kuliner unggulan nusantara.

“Kini konsumen lebih memilih produk yang otentik dan memiliki indikator geografis yang khas dengan story telling menarik,” ujarnya.

339