Home Ekonomi Sandi Kerahkan Desa Wisata DIY jadi Destinasi ASEAN Tourism Forum

Sandi Kerahkan Desa Wisata DIY jadi Destinasi ASEAN Tourism Forum

Jakarta, Gatra.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, menyampaikan, pihaknya akan mengerahkan desa-desa wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai destinasi bagi para delegasi pada ASEAN Tourism Forum di Yogyakarta pada Januari mendatang.

Sandi, demikian orang nomor satu di Kemenparekraf ini karib disapa, menyampaikan bahwa ASEAN Tourism Forum 2023 nanti akan hadiri 10 delegasi dari 10 negara di kawasan Asia Tenggara.

Menurutnya, salah satu yang akan diupayakan menjadi tujuan atau destinasi para delegasi ASEAN Tourism Forum tersebut adalah Desa Wisata Widosari yang masuk dalam 50 desa wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Ia mengungkapkan, Desa Wisata Widosari dua tahun berturut-turut masuk dalam 50 desa wisata terbaik Kemenparekraf. ”Ini adalah bagian dari kabupaten yang back to back. Tahun lalu dapet tahun ini dapet,” ujarnya.

Sandi dalam keterangan pers diterima pada Rabu (6/7), lebih lanjut menyampaikan, jarang sekali dari 514 kabupaten yang dapat meraih ADWI secara berturut-turut. “Selamat kepada Kulon Progo dan Daerah Istimewa Yogyakarta,” ujar dia yang mengunjungi desa tersebut baru-baru ini.

Selain itu, Sandi mengungkapkan, kolaborasi antara Kemenparekraf dengan Astra dan mitra strategis lain dalam membangun desa wisata berdampak banyak terhadap kebangkitan ekonomi masyarakat pascapandemi Covid-19.

Desa Widosari berada di Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Terletak di perbukitan menoreh dengan ketinggian ±900 Mdpl. Desa ini berjarak 36 km atau bisa ditempuh 1 jam 15 menit dari Kota Yogyakarta.

Puncak Widosari merupakan objek wisata yang terkenal. Ini merupakan titik tertinggi dari bukit bernama Bukit Widosari yang merupakan gugusan Pegunungan Menoreh. Bukit tersebut menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan dengan ikon batu besar di atas bukit.

Batu besar di atas bukit menjadi ikon telah ditetapkan sebagai warisan geoheritage oleh pemerintah pusat pada 2021 dari 20 situs geologi (Geosite) yang ada di Yogyakarta.

Selain bukit nan indah, pelancong juga dapat menikmati kesejukan perkebunan teh seluas satu hektare yang berada di Padukuhan Tritis. Untuk menyusuri kebun teh telah disediakan jalan setapak di hamparan terasering yang tersusun rapi dengan tinggi yang sama di tiap lariknya. Pemandangan Pegunungan Menoreh yang indah inilah menjadi spot favorit pengunjung yang gemar berswafoto.

Pelancong atau wisatawan juga dapat berkunjung ke Rajendra Farm atau Kampung Domba. Di sana, sebuah peternakan domba terpadu menyajikan kegiatan edukasi ternak, kuliner berbasis domba atau kambing dan menyediakan fasilitas lengkap bagi pecinta alam yang mau berkemah, atau pun outbound.

Tidak kalah epik, wisatawan juga dapat menikmati sunrise di Puncak Proman. Itu merupakan objek wisata yang menampilkan pemandangan alam di kala matahari terbit dengan jajaran gunung-gunung besar, seperti Gunung Sindoro, Sumbing, Merapi, dan Merbabu.

Sedangkan soal kesenian, desa tersebut juga menyuguhkan pertunjukan wayang kulit yang ikonik. Kemudian ada tari jathilan atau kuda lumping, yakni seni dengan ciri khas sang penari membawa kuda yang terbuat dari anyaman.

Pertunjukkan tersebut menunjukkan atraksi yang menarik dan magis. Selain jathilan, ada beberapa jenis tarian khas masyarakat setempat, yakni bangilun dan lengger tapeng.

Kemudian untuk budayanya, ada kenduri, yakni perjamuan makan sebagai wujud pengabdian dan ketulusan penyembahan kepada sang pencipta. Upacara ini biasa dilakukan untuk memperingati peristiwa juga meminta berkah.

Ada juga merti desa, tradisi yang dimaknai oleh masyarakat sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan karena hasil panen yang melimpah. Tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat agraris ini berfungsi untuk menumbuhkan sikap gotong royong dan kepedulian masyarakat.

Wisatawan juga dapat berburu oleh-oleh seperti teh sangrai Widosari, kopi, enting-enting jahe, geblek, gula aren, batik tulis, batik cap, batik gradasi, sandal dari cip jagung, kentongan ukir, topeng kayu, hingga wayang kulit. Di sini, pelancong juga dapat bermalam di rumah joglo. Destinasi Desa Wisata Widosari telah memenangkan penghargaan homestay terbaik di DIY.

Sandi mengungkapkan, prestasi yang diraih Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yakni sidang umum PBB secara khusus memberikan penghargaan kepada Desa Wisata Nglanggeran di Kecamatan Patuk, Gunungkidul.

”Indonesia menerapkan best practice dalam pengembangan pariwsiata yang berkualitas dan berkelanjutan,” ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Sandi, Kemenparekraf sekarang all out dalam mengembangkan desa wisata. Pihaknya tidak setengah-setengah dalam mengembangkan program ini. Ia bersama jajaran akan mengunjungi seluruh desa wisata penerima ADWI 2022.

“Tahun lalu saya kunjungi semuanya. Dan tahun ini adalah desa wisata yang ke-14 yang saya kunjungi, masih ada 36 lagi. Dan ini seserius itu kita dalam pengembangan desa wisata,” katanya.

61