Home Gaya Hidup Kemenkop UKM: Kami Harus Jeli Kembangkan Citayam Fashion Week

Kemenkop UKM: Kami Harus Jeli Kembangkan Citayam Fashion Week

Jakarta, Gatra.com – Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop-UKM), Eddy Satriya, tak ingin ketinggalan mengutarakan komentar mengenai tren Citayam Fashion Week (CFW) yang terjadi di kawasan Dukuh Atas, Sudirman, Jakarta.

Bagi Eddy, eksistensi tren pamer fesyen anak remaja yang berasal dari kota-kota satelit Jakarta ini bagaikan tamparan tersendiri bagi pemerintah. “Citayam Fashion Week menjadi viral itu barangkali wujud bahwa hal itu mengkritik atau membuka mata pemerintah,” ujar Eddy dalam agenda Indonesian CEO Talk di Jakarta, Kamis, (29/7/2022).

Fenomena ini, menurut Eddy, membuka mata pemerintah bahwa terdapat potensi pegembangan ekonomi yang berasal dari sektor yang tak disangka-sangka. “[Tren ini] berasal dari milenial dan dari sektor-sektor yang tidak terduga sebelumnya,” ujarnya.

“Artinya apa? Pemerintah harus jeli ketika mengembangkan [Citayam Fashion Week] dan juga harus mengutamakan tetap menyediakan lahan-lahan terbaik untuk masyarakat untuk beraktivitas,” tandas Eddy.

Seperti diketahui, tren CFW menyita perhatian tak hanya publik Jakarta, tetapi juga khalayak di banyak wilayah di Tanah Air. Buktinya, tren tersebut cepat menyebar luas dan ditiru di berbagai kota di Indonesia.

Di Surabaya, Jawa Timur, tren serupa eksis dengan nama Tunjungan Fashion Week. Di Bukittinggi, Sumatera Barat, tren itu berlabel Jam Gadang Fashion Week. Di Malang, Jawa Timur, pamer gaya pakaian itu dinamai Kayutangan Street Style. Sulawesi Selatan tak mau ketinggalan dengan Makassar Fashion Week. Sementara di kawasan Jawa Barat, Cianjur Fashion Week juga tak mau kalah eksis.

Para pejabat kepala daerah pun ikut serta meramaikan CFW. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, pernah menjajal zebra cross di kawasan Dukuh Atas, Sudirman, untuk pamer gaya pakaian.

Hanya saja, belakangan ini, viralnya CFW diduga hendak diprivatisasi oleh perusahaan selebriti Baim Wong, yaitu Tiger Wong Entertainment. Ia mendaftarkan merek Citayam Fashion Week ke Pangkalan Data Kekayaan Intelektual (PDKI).

Dalam perkembangannya, Baim Wong mendapat sorotan tajam dari warganet atas tindakannya itu. Ungkapan “created by the poor, stolen by the rich” pun ramai bermunculan di media sosial.

Ridwan Kamil menjadi salah seorang yang tajam menyemprot Baim Wong. Dalam unggahan Instagram-nya pada 25 Juli 2022 lalu, ia mengingatkan sang selebriti bahwa tak semua mesti dijadikan sumber cuan.

“Nasihat saya, tidak semua urusan di dunia ini harus selalu dilihat dari sisi komersial. Fenomena #CitayamFashionWeek itu adalah gerakan organik akar rumput yang tumbuh-kembangnya harus natural dan organik pula,” tulis pria yang akrab disapa Kang Emil itu.

Pada akhirnya, Baim Wong pun luluh dan batal mendaftarkan merek Citayam Fashion Week ke PDKI. “Jadi saya mau melepaskan karena saya tidak mau [riuh] seperti ini, ya,” ujarnya dalam video klarifikasi di akun Instagram-nya pada 26 Juli 2022.

Untuk saat ini, Citayam Fashion Week masih menjadi tren komunitas akar rumput yang muncul secara organik. Akan tetapi, pernyataan Eddy Satriya dari Kemenkop-UKM di atas seakan membuka kemungkinan adanya peran pemerintah dalam mengelola aktivitas rakyat tersebut. Namun, sejauh ini, belum diketahui detail mengenai potensi pengembangan CFW oleh pemerintah yang dimaksud Eddy.

137