Home Internasional Blinken Ajukan Proposal Tukar Tawanan dalam Pembicaraan Telepon dengan Lavrov

Blinken Ajukan Proposal Tukar Tawanan dalam Pembicaraan Telepon dengan Lavrov

Moskow, Gatra.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken pada hari Jumat berbicara melalui sambungan telepon dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam kontak pertama mereka sejak perang Ukraina. 

AFP, Sabtu (30/7) melaporkan bahwa dalam pembicaraan itu, Antony menekan dapat menerima proposal untuk membebaskan dua orang Amerika yang ditahan di Rusia.

"Kami melakukan percakapan yang jujur ​​dan langsung. Saya menekan Kremlin untuk menerima proposal substansial yang kami ajukan," kata Blinken kepada wartawan.

Blinken mengatakan pada hari Rabu bahwa dia berencana untuk menghubungi Lavrov dalam upaya untuk membebaskan dua orang Amerika, yakni seorang bintang bola basket Brittney Griner dan mantan Marinir Paul Whelan. Ia meminta proposal yang diajukan beberapa minggu sebelumnya. 

Diplomat terkemuka AS itu menolak untuk menjelaskan reaksi Lavrov, dengan mengatakan. "Saya tidak bisa memberi Anda penilaian apakah menurut saya segala sesuatunya lebih atau kurang mungkin," ujarnya.

"Tapi yang penting dia mendengar langsung," kata Blinken.

Proposal itu dilaporkan termasuk menukar dua orang Amerika, yang telah menarik perhatian, dengan seorang penyelundup senjata Rusia, Viktor Bout yang dihukum di AS. 

Blinken mengatakan bahwa dia juga menekan Lavrov agar Rusia menghormati proposal yang ditengahi Turki, untuk mengirimkan gandum keluar dari Ukraina dan rencana Moskow untuk mencaplok bagian tambahan Ukraina, yang disita pasukan Rusia. 

Blinken mengatakan kepada Lavrov bahwa dunia tidak akan pernah mengakui pencaplokan wilayah dan bahwa Rusia akan terkena konsekuensi tambahan.

"Sangat penting bahwa Rusia mendengar langsung dari kami bahwa itu tidak akan diterima - dan tidak hanya itu tidak akan diterima, itu akan mengakibatkan konsekwensi tambahan yang signifikan yang diterima Rusia," kata Blinken.

Blinken mengatakan Rusia sedang mempersiapkan "referendum palsu" untuk mencoba "menunjukkan secara salah bahwa orang-orang di bagian Ukraina ini entah bagaimana, berusaha menjadi bagian dari Rusia."

Pemungutan suara akan menjadi bagian dari tujuan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menguasai sebanyak mungkin wilayah Ukraina.

Percakapan telepon itu adalah yang pertama antara Blinken dan Lavrov sejak 15 Februari, ketika sebelumnya diplomat tinggi AS itu memperingatkan Rusia agar tidak menyerang Ukraina.

81