Home Internasional Serangan Israel di Gaza: UEA Serukan Ketenangan, Mesir Usulkan Gencatan Senjata

Serangan Israel di Gaza: UEA Serukan Ketenangan, Mesir Usulkan Gencatan Senjata

Dubai, Gatra.com - Uni Emirat Arab (UEA) telah menyerukan ketenangan di Jalur Gaza di tengah kekerasan yang sedang berlangsung, dan mendesak segera dilakukan de-eskalasi untuk mencegah bertambahnya korban sipil.

Seorang juru bicara kementerian luar negeri mengatakan bahwa "UEA menyatakan keprihatinan yang mendalam atas eskalasi saat ini dan menyerukan untuk menahan diri secara maksimal, untuk mencegah terseret ke dalam tingkat kekerasan dan ketidakstabilan baru,” sebuah pernyataan dari Kantor Berita resmi Emirates (WAM), dikutip Al-arabiya, Minggu (7/8).

UEA juga telah mengajukan permintaan untuk mengadakan pertemuan tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk membahas cara-cara mendukung upaya internasional mencapai perdamaian.

China, Prancis, Irlandia, dan Norwegia dilaporkan ikut menandatangani permintaan tersebut.

Arab Saudi juga mengeluarkan pernyataan pada hari Sabtu yang menyerukan ketenangan.

Sementara itu, sebuah sumber keamanan di Mesir mengatakan Israel telah menyetujui tawaran gencatan senjata, sementara seorang pejabat Palestina yang akrab dengan upaya mediasi Mesir mengatakan itu akan mulai berlaku pada pukul 20:00 (19.00 GMT).

Juru bicara Israel dan Jihad Islam, faksi yang telah berperang di Gaza sejak bentrokan meletus pada hari Jumat, tidak mengkonfirmasi hal ini, hanya mengatakan bahwa mereka berhubungan dengan Kairo.

“Israel dan gerilyawan Palestina telah sepakat untuk melaksanakan gencatan senjata di Gaza mulai Minggu malam, seperti yang diusulkan oleh Kairo,” kata sumber, pasca serangan terhadap sasaran Palestina selama akhir pekan oleh Israel.

Diketahui, bentrokan meletus pada hari Jumat ketika Israel melakukan serangan rudal mendadak di wilayah Palestina, menewaskan seorang anggota senior kelompok Jihad Islam.

Serangan rudal lintas batas telah diluncurkan oleh kedua belah pihak selama beberapa hari terakhir, dengan setidaknya 32 warga Palestina termasuk enam anak tewas.

678