Home Internasional Mesir: Gencatan Senjata Mengakhiri Agresi di Gaza

Mesir: Gencatan Senjata Mengakhiri Agresi di Gaza

Kairo, Gatra.com - Perjanjian gencatan senjata yang ditengahi Mesir yang akan mengakhiri tiga hari agresi Israel di Gaza, menewaskan 43 warga Palestina, 15 di antaranya anak-anak, dan lebih dari 300 terluka diperkirakan akan mulai berlaku pada 11:30 malam waktu setempat.

Dikutip Wafa, kantor berita Palestina, sebuah pernyataan Mesir mengatakan, "Dalam konteks keinginan Mesir untuk mengakhiri ketegangan saat ini di Jalur Gaza, Mesir telah mengintensifkan kontaknya dengan semua pihak untuk menahan eskalasi saat ini, dan mengingat kontak tersebut, Mesir menyerukan gencatan senjata yang komprehensif dan timbal balik pada 23:30 (waktu Palestina) pada 7 Agustus 2022."

Dikatakan, "Mesir sedang mengerahkan upaya untuk membebaskan tahanan Khalil Awawda dan memindahkannya untuk perawatan, serta bekerja untuk membebaskan tahanan Bassam al-Saadi sesegera mungkin."

Semua pihak yang berkonflik telah mengumumkan penerimaan mereka atas perjanjian ini.

Sementara itu, ratusan warga Palestina berdemonstrasi di Ramallah menentang agresi Israel di Gaza.

"Kami menghargai upaya Mesir yang telah dilakukan untuk mengakhiri agresi Israel terhadap rakyat kami," kata juru bicara Jihad Islam, Tareq Selmi, dikutip Reuters.

Pasukan Israel terus menggempur target Palestina sepanjang akhir pekan, memicu serangan roket jarak jauh terhadap kota-kotanya.

Sumber Palestina dan Mesir sebelumnya telah memberikan waktu untuk gencatan senjata.

Bentrokan terbaru telah menggemakan pendahuluan perang Gaza sebelumnya, meskipun mereka telah relatif terkendali karena Hamas, kelompok Islam yang memerintah di Jalur Gaza dan --kekuatan yang lebih kuat daripada Jihad Islam yang didukung Iran, sejauh ini tetap berada di luar.

Israel meluncurkan apa yang disebutnya serangan pre-emptive pada hari Jumat terhadap apa yang diantisipasi akan menjadi serangan Jihad Islam, yang dimaksudkan untuk membalas penangkapan seorang pemimpin kelompok itu, Bassam al-Saadi, di Tepi Barat yang diduduki.

100