Home Internasional Kemenlu Iran: Kebebasan Berbicara Tidak Membenarkan Penghinaan Rushdie Terhadap Agama

Kemenlu Iran: Kebebasan Berbicara Tidak Membenarkan Penghinaan Rushdie Terhadap Agama

Teheran, Gatra.com - Kementerian Luar Negeri Iran menyebut Salman Rushdie dan para pendukungnya adalah satu-satunya orang yang harus disalahkan atas serangan hari Jumat tersebut.

AFP Senin (15/8), melaporkan Rushdie mulai pulih setelah ditikam berulang kali saat penampilan publik di negara bagian New York.

Juru bicara kementerian Nasser Kanaani dalam jumpa pers menyebut kebebasan berbicara tidak membenarkan penghinaan Rushdie terhadap agama dalam tulisannya.

Penulis kelahiran India telah hidup dengan cara bersembunyi sejak penerbitan novel 1988-nya "The Satanic Verses," yang dipandang oleh beberapa Muslim berisi bagian-bagian yang menghujat.

Pada tahun 1989 Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa, atau dekrit, menyerukan umat Islam untuk membunuh novelis dan siapa pun yang terlibat dalam penerbitan buku tersebut.

Pemerintah Iran mengatakan pada tahun 1998, tidak akan lagi mendukung fatwa, dan Rushdie telah hidup relatif terbuka dalam beberapa tahun terakhir.

“Salman Rushdie mengekspos dirinya pada kemarahan rakyat dengan menghina kesucian Islam dan melintasi garis merah 1,5 miliar umat Muslim,” kata Kanaani.

“Selama serangan terhadap Salman Rushdie, kami tidak menganggap siapa pun selain dirinya dan para pendukungnya layak untuk dicela, dicela, dan dikutuk… Tidak ada yang berhak menuduh Iran dalam hal ini,” tambahnya.

Dia mengatakan Iran tidak memiliki informasi lain tentang penyerang Rushdie, kecuali apa yang muncul di media.

156