Home Gaya Hidup Pameran Tromarama yang Riuh di ROH Galeri

Pameran Tromarama yang Riuh di ROH Galeri

Jakarta, Gatra.com - ROH galeri mengadakan pameran bertajuk "Personalia". Pameran ini mengusung karya-karya dari kelompok seniman dan trio perupa: Tromarama. Pameran dibuka untuk umum pada 24 Agustus - 2 Oktober 2022.

Memasuki ruang pameran, pengunjung langsung disuguhi aneka macam suara. Bunyi-bunyian yang sepintas terasa acak ini keluar dari karya-karya instalasi buatan tromarama yang dipadukan dengan perangkat lunak buatan mereka sendiri. Hasilnya, aneka bunyi yang riuh itu memenuhi seisi ruangan.

Relations manager ROH galeri, Adinda Yuwono, mengatakan bahwa ini adalah pameran tunggal perdana Tromarama bersama ROH. Pameran ini menyorot kaburnya interaksi di dunia digital, berkenaan dengan bagaimana waktu kerja dan waktu senggang semakin bertumpang tindih.

"Bergerak dari karya slow motion, sekarang Tromarama juga sudah mulai banyak membuat karya instalasi. Di pameran ini, ditampilkan karya instalasi yang tersambung dengan internet, karya patung, dan ada juga video meski bukan slow motion," kata Adinda, di ROH Galeri, Sabtu (20/8).

Baca Juga: Personalia Tromarama: Mencipta Bunyi dari Hashtag

Tromarama adalah kelompok seniman yang dibentuk oleh Febie Babyrose, Herbert Hans dan Ruddy Hatumena pada tahun 2006. Jika melihat karya mereka ke belakang, proyek mereka sering mengeksplorasi hubungan timbal balik antara ruang virtual dengan ruang fisik. Karya-karya mereka adalah penggabungan video, instalasi, program komputer dan partisipasi publik dalam jaringan. Pada tahun 2006, Tromarama terlibat dalam pembuatan video klip "Serigala Militia" band musik Seringai.

Febie Babyrose menjelaskan salah satu karya Tromarama di Pameran Personalia ROH Galeri (Gatra/Hidayat Adhiningrat)
Febie Babyrose menjelaskan salah satu karya Tromarama di Pameran Personalia ROH Galeri (Gatra/Hidayat Adhiningrat) 

Salah seorang anggota Tromarama, Febie Babyrose, mengatakan bahwa Tromarama selalu mempertanyakan intersection antara offline reality dan online reality. Belakangan, batasan itu sudah melebur. Maka ide pameran ini muncul untuk mengambarkan keadaan tersebut.

"Bagaimana kita sebagai user di sosial media merasa sedang menggunakan medium itu untuk kehidupan sehari-hari saja. Padahal sebenarnya kita sedang bekerja untuk sebuah platform. Data kita diambil lalu kemudian direkayasa dan dimanfaatkan," kata Febie.

Pameran Personalia mengangkat bagaimana ruang siber terus memungkinkan perubahan-perubahan baru melalui pengoleksian, pemakaian, dan rekayasa data para penggunanya, baik yang diperoleh konsensual maupun tidak. Hadirnya teknologi sebagai perantara dunia nyata dan maya kemudian memengaruhi kesadaran dan kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan.

195