Home Regional Cerita Eks Napiter, Mendanai Aksi Teror hingga Hampir Jadi 'Pengantin' ISIS

Cerita Eks Napiter, Mendanai Aksi Teror hingga Hampir Jadi 'Pengantin' ISIS

Purworejo, Gatra.com - Kisah hidup yang berliku, menjadi tenaga migran Indonesia di Hongkong hingga pernah menjadi narapidana, menjadi pelajaran berharga bagi Ika Puspitasari, 41 tahun. Tak tanggung-tanggung, perempuan warga Desa Brenggong, Kecamatan/Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah ini dipenjara selama 4 tahun 8 bulan karena tuduhan terorisme.

Ika mengaku tidak tahu dan pernah dimasukkan dalam kelompok teroris ISIS, sang suami yang baru dinikahinya tanggal 14 Agustus 2022 lalu, Ahmad Supriyanto juga mantan napi terorisme (Napiter). Diduga terlibat bom Thamrin di Jakarta. 

Saat ditemui usai menghadiri resepsi HUT ke-77 RI di Pendopo Rumah Dinas Bupati Purworejo, Ika dengan ramah menceritakan pengalamannya pernah menjadi bagian dari ISIS hingga akhirnya dia bertobat dan kembali ke NKRI.

"Awal mula saya bisa bergabung kelompok radikal, saat masih menjadi TKI di Hongkong. Saat itu di Indonesia ada kejadian pengeboman Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo (25/09/2011). Saya lihat video kejadian tersebut, kebetulan ada link webnya, saya klik. Ada berita-berita tentang peperangan di Palestina, Afghanistan dan lain-lainnya, dari situlah saya mulai mengenal jihad," tutur Ika, Senin (22/08).

Kemudian di tahun 2014, ada deklarasi baiat ISIS di Hongkong, Ika beserta 50 TKI Hongkong ikut dibaiat. 

"Selama menjadi anggota (ISIS), kami disuguhi cerita-cerita yang riil mengenai kezoliman yang terjadi pada umat Islam. Dari situlah muncul keinginan untuk ikut berjuang. Tapi akhirnya saya paham itu salah karena di Indonesia damai, tidak ada perang," tambah Ika yang kini sering diundang mengisi acara di berbagai kota.

Tahun 2015 perempuan bercadar itu ditangkap Densus 88 Anti Teror karena terlibat pendanaan aksi terorisme. Sebelum ditangkap, ia dinyatakan DPO selama 10 bulan. Saat itu ia yang bekerja di Hongkong ingin memperpanjang kontrak kerja tapi tidak bisa, kemudian pulang ke Indonesia hingga ditangkap pada Bulan Desember 2016.

"Saya divonis 4 tahun 8 bulan penjara. Kenal dengan suami saya yang sekarang karena kami pernah satu blok di Mako Brimob. Tapi saat kerusuhan Mako Brimob saya sudah dipindah ke Lapas Medan, suami saya yang mengalami peristiwa kerusuhan Mako Brimob," tuturnya.

Waktu masih ditahan, Ika pernah membuat gempar karena menikah secara online dengan sesama napiter. Namun, kemudian dicerai karena Ika telah kembali ke NKRI. Nasib yang sama dialami oleh suaminya kini, Ahmad Supriyanto dicerai istrinya juga karena insaf dan kembali ke NKRI.

"Setiap anggota yang kembali ke NKRI dianggap murtad, kafir. Ya sekarang kami ini dianggap musuh oleh mereka (anggota ISIS). Ancaman dan bullying di medsos sering saya terima," kata Ika yang bebas sejak tanggal 17 Agustus 2021 lalu.

Saat menjadi bagian dari ISIS, ia pernah mengirimkan gajinya saat menjadi TKI sebesar Rp12 juta untuk mendanai aksi teror di Indonesia. Bahkan ia mengaku pernah mengajukan diri menjadi 'pengantin' atau bomber dalam aksinya.

"Saya ditangkap tanggal 16 Desember 2016, tanggal 21 Desember itu saya sudah siap melakukan aksi bom di Bali. Setelah sekarang insaf, ya..saya bersyukur saat itu nggak jadi melakukan bom bunuh diri," ucapnya.

Perlu waktu lama untuk membuat Ika kembali menjadi warga negara yang baik. Usai keluar dari penjara, ia pun masih keras mempertahankan ideologinya tentang negara Islam.

Kemudian ia sering bertemu dengan pentolan-pentolan teroris yang telah insaf, perlahan Ika pun membuka diri dan akhirnya sadar bahwa Indonesia baik-baik saja, tidak perlu ada peperangan.

"Saya sering ngajak teman-teman yang masih gabung (ISIS) agar segera mengakui NKRI, tapi mereka menutup diri. Saya ajak diskusi mereka ya nggak mau, karena bagi mereka saya ini sudah murtad, sudah jadi kafir," ucapnya.

Ika dan suami kini telah memutuskan untuk memulai hidup secara normal di kampung halamannya, Desa Brenggong Sang suami yang asal Slawi, Kabupaten Tegal pun setia mendampingi. Mereka merintis usaha membuat jajanan keripik gedebog pisang dan berjualan kue-kue basah. Beruntung tetangga dan keluarganya mau menerima mereka yang telah kembali mengakui NKRI, meskipun mereka harus menjadi musuh nomor satu dan halal dibunuh bagi para teroris.

Bupati Purworejo, Agus Bastian, melalui Sekda Said Romadhon pun mendukung usaha mereka dengan memberikan pemahaman bagaimana menjadi bagian dari pelaku UMKM sehingga bisa memperoleh kredit usaha.
 

867