Home Internasional Taliban akan Membeli Minyak dari Rusia

Taliban akan Membeli Minyak dari Rusia

Moskow, Gatra.com - Pemerintahan Taliban sedang dalam tahap akhir pembicaraan di Moskow mengenai persyaratan kontrak bagi Afghanistan untuk membeli minyak bensin dari Rusia.

Para pejabat Afghanistan mengatakan kepada Reuters, Selasa (30/8).

Juru bicara Kementerian Ekonomi Afghanistan Habiburahman Habib membenarkan bahwa delegasi resmi yang dipimpin oleh kementerian perdagangan berada di ibu kota Rusia dan menyelesaikan kontrak untuk pasokan gandum, gas dan minyak.

"Mereka sedang dalam negosiasi dengan pihak Rusia," katanya dalam sebuah pesan kepada Reuters. Ia menambahkan bahwa mereka akan berbagi rincian setelah kontrak selesai.

Sebuah sumber dari kantor Menteri Perdagangan dan Industri mengatakan kepada Reuters pejabat teknis dari kementeriannya dan Kementerian Keuangan telah tinggal di Moskow untuk mengerjakan kontrak, setelah delegasi kementerian berkunjung bulan ini.

"Kami sedang mengerjakan teks kontrak, (kami sudah) hampir menyepakati bensin dan benzena," kata pejabat itu, menambahkan bahwa mereka berharap itu akan segera selesai.

Juru bicara di kementerian luar negeri dan energi Rusia tidak menanggapi permintaan komentar.

Kontrak datang setelah delegasi Taliban yang dipimpin menteri perdagangan mengunjungi Rusia pada pertengahan Agustus untuk mengadakan pembicaraan tentang perdagangan. Jika selesai, kontrak itu akan menjadi tanda baik negara-negara asing semakin mau berbisnis dengan Taliban, meskipun pemerintahannya tidak diakui secara resmi oleh pemerintah internasional mana pun sejak ia menguasai negara itu pasca pasukan AS mundur sekitar setahun yang lalu.

Langkah Afghanistan dilakukan ketika Amerika Serikat mencoba meyakinkan negara-negara lain untuk mengurangi penggunaan minyak Rusia, dengan mengatakan inisiatif itu bertujuan untuk membatasi pendapatan minyak yang digunakan Moskow untuk membiayai invasinya ke Ukraina.

Baik Rusia dan Afghanistan yang dipimpin Taliban menghadapi sanksi ekonomi dari pemerintah internasional, termasuk AS.

Tidak ada pemerintah asing, termasuk Moskow, yang secara resmi mengakui pemerintahan Taliban dan bank-bank Afghanistan. Itu pula terhambat sanksi-sanksi yang membuat sebagian besar bank internasional tidak mau melakukan transaksi dengan bank-bank Afghanistan.

Sumber resmi mengatakan mereka memiliki rencana bagaimana pembayaran akan dilakukan tetapi menolak untuk memberikan rincian tentang apakah saluran perbankan resmi akan digunakan.

Meskipun aset bank sentral Afghanistan dibekukan, sektor perbankannya masih terhambat oleh sanksi, dan kurangnya pengakuan formal dari luar negeri. Beberapa negara melakukan bisnis dengan Kabul, membantunya mengakses pasar global di tengah krisis ekonomi domestik.

Pakistan menerima ribuan ton batu bara dari Afghanistan setiap hari, yang disambut baik oleh Afghanistan untuk meredakan krisis energinya. Transaksi dilakukan melalui bisnis swasta di setiap negara, dan pemerintahan Taliban mengumpulkan jutaan dolar dalam bea masuk atas ekspor batu bara.

170