Home Hiburan Wake Me Up When September Ends Trending di Twitter, Ini Cerita di Balik Lagunya

Wake Me Up When September Ends Trending di Twitter, Ini Cerita di Balik Lagunya

Jakarta, Gatra.com – Frasa “wake me up when September ends” kembali trending di jagat raya Twitter di hari pertama September 2022 ini. Hal ini bukan hal baru lantaran ini kerap terjadi hampir setiap tahun.

Dari pantauan Gatra.com, frasa tersebut sudah lebih dari 9.000 kali dicuitkan oleh pengguna Twitter hingga berita ini ditulis. Walau sejatinya lagu tersebut bernuansa cerita sedih, kini tak sedikit pengguna medsos yang menggunakannya sebagai guyonan atau pun meme.

Seperti diketahui, frasa tersebut diambil dari judul lagu “Wake Me Up When September Ends” milik grup band Greenday yang dirilis dalam album American Idiot pada tahun 2004 silam.

Lagu tersebut ditulis oleh sang vokalis, Billie Joe Armstrong. Ia menulis lagu tersebut untuk dipersembahkan kepada sang ayah yang meninggal pada 10 September 1982 akibat kanker. Saat itu, ia masih berusia 10 tahun.

“Saya pikir peristiwa itu adalah sesuatu yang tetap berada di benak saya. Bulan September yang menjadi bulan peringatan kejadian itu rasanya tidak mengenakkan,” kata Joe dalam interview di Howard Stern Show seperti dilansir American Songwriter.

“Saya memikirkan ayah saya setiap hari. Saya sebetulnya menghindari menulis lagu tentangnya selama beberapa tahun, tapi kemudian terbuatlah lagu itu. Jadi sedikit terasa lebih baik. Tak terasa seperti perasaan negatif, tapi lebih kepada memberi tribute pada ayah saya,” ungkap Joe.

Baca juga: Celana Melorot, Vokalis Green Day Diusir dari Pesawat

Joe punya memori indah dalam dunia musik bersama ayahnya ketika ia belum memasuki usia remaja. “Ayah saya drummer musik jazz. Saya dulu sering berkunjung ke rumah sakit veteran perang dan bernyanyi di sana,” kata Joe seperti dilansir Roling Stones tahun 2005 lalu.

Secara lebih universal, lagu ini kemudian mengalami perluasan makna dan interpretasi dari pendengar. Hal itu diiringi oleh terjadinya peristiwa-peristiwa sosial di Amerika Serikat yang mengiringinya.

Lagu ini menjadi simbolik setelah menjadi persembahan untuk korban Badai Katrina yang menerpa Negeri Paman Sam pada 2005 lalu. Badai tersebut menimpa sebanyak 1.800 korban dan menyebabkan kerugian sebesar US$125 miliar.

Baca juga: Vokalis Green Day Direhab

Tak hanya itu, “Wake Me Up When September Ends” juga menjadi lagu simbolik untuk peristiwa 11 September 2001 di mana gedung WTC di New York, AS, runtuh. Otoritas AS menyebutnya sebagai serangan teroris bunuh diri jaringan Al-Qaeda yang membajak pesawat komersil AS. Peristiwa itu menewaskan 2.996 korban, sementara 25.000 lainnya cedera.

Kini, di era medsos, pemaknaan akan lagu tersebut lebih berkembang lagi. Sebagian pengguna medsos mengungkapkan frasa itu karena merasa kelelahan atau enggan melanjutkan perjuangan personal yang sedang dijalaninya. “Going to sleep, wake me up when September ends,” cuit pengguna @Sigils.

Sebagian lain dengan guyon menunggu pengguna medsos lainnya untuk mengeluarkan meme yang berkaitan dengan ungkapan khas itu. “September tmr..cant wait for the ‘wake me up when the september ends’ joke,” tulis pengguna @peodqpop.

347