Home Kesehatan Tragis, Lima Jam Lewati Jalan Rusak, Pasien Stroke Meninggal di Angkot, Akses ke RS Sulit

Tragis, Lima Jam Lewati Jalan Rusak, Pasien Stroke Meninggal di Angkot, Akses ke RS Sulit

Manggarai Barat, Gatra.com - Maria Erita Jebuet (50), pasien rujukan Puskesmas Tentang, Kecamatan Ndoso, Kabupaten Manggarai NTT harus meninggal dunia dalam perjalanan menuju RSU Ben Mboi Ruteng, Selasa (6/9).

Ia harus menghembuskan nafas terakhir, lantaran akses menuju rumah sakit sangat sulit. Kondisi infrastruktur jalan dan falilitas kesehatan yang sangat buruk berdampak fatal bagi pelayanan kesehatan masyarakat yang membutuhkan pertolongan medis.

Pasien asal kampung Raca, Desa Golo Keli, Kecamatan Ndoso ini meregang nyawa tepat di ruas jalan Tentang-Dahang setelah lima jam perjalanan. Padahal, selama perjalanan itu, mobil angkutan umum dengan Nopol EB 8905 E yang ditumpangi Maria sudah berjibaku untuk cepat sampai meski melawati jalan yang licin berlumpur, bahkan hingga akhirnya gagal melintas.

Kepala Puskesmas Tentang, Jakobus Nentu, A.Md, Kep membenarkan kejadian tersebut. Dia menjelaskan, pasien itu masuk Puskesmas Tentang pada Senin (5/9) malam pukul 22.00 WITA dan ditangani di Puskesmas sampai keadaan stabil. Setelah itu dirujuk ke RSUD Ben Mboi Ruteng.

“Pasien ini menderita stroke. Pasien ini sebenarnya dirujuk ke ICU RS Siloam dan RSU Komodo Labuan Bajo. Tapi ICU di sana full, makanya dirujuk ke RS terdekat. Jam 02.00 start dari Puskesmas Tentang. Diantar oleh petugas Puskesmas. Iya, pakai mobil angkutan umum,” kata Jakobus Nentu.

Perihal pasien menumpang mobil angkutan umum, Kepala Puskesmas Tentang, Jakobus menjelaskan bahwa mobil ambulance milik Puskesmas rusak.

“Kami terpaksa pakai mobil angkutan umum karena mobil Puskesmas rusak. Mobil Ambulance ini merk Ford yang suku cadangnya sangat susah,” jelas Jakobus.

Camat Ndoso, Anselmus Darman juga membenarkan kematian Maria Erita Jebuet di dalam perjalanan menuju RSU ben Mboi Ruteng. “Dia meninggal dalam perjalanan sebelum tiba di RSU Ben Mboi Ruteng,” kata Anselmus Darman.

196