Ankara, Gatra.com - Turki pada Rabu menolak rencana "tidak sah" dari Rusia untuk menggelar referendum pencaplokan di empat wilayah Ukraina, yang dikuasai Moskow.
“Pencapaian yang tidak sah seperti itu tidak akan diakui oleh komunitas internasional,” kata kementerian luar negeri Turki, dalam sebuah pernyataan dikutip AFP, Rabu (21/9).
Turki tidak pernah mengakui pencaplokan Kremlin atas semenanjung Krimea Ukraina, yang terjadi pada bulan-bulan pertama konflik berdarah yang pecah pada 2014, dan menyebabkan invasi habis-habisan Rusia pada 24 Februari.
Baca Juga: Rusia Serang Ukraina Timur dalam Pertempuran di Donbas
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menggunakan hubungan terbukanya dengan Moskow dan Kyiv, untuk mencoba dan mengatur pembicaraan gencatan senjata langsung.
Tetapi keputusan Rusia untuk mengadakan pemungutan suara aneksasi dan sebagian memobilisasi pasukan cadangan, menandakan potensi awal dari babak yang lebih keras dalam perang.
Baca Juga: Mulai Terdesak, Putin Tandatangani Dekrit Mobilisasi Pasukan Cadangan Militer
Erdogan mengatakan kepada para pemimpin dunia di Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Selasa bahwa baik Moskow dan Kyiv membutuhkan bantuan untuk menemukan jalan keluar yang bermartabat dari krisis tersebut.
