Home Politik Diusung NasDem, Anies Dinilai Belum Pasti Jadi Capres

Diusung NasDem, Anies Dinilai Belum Pasti Jadi Capres

Jakarta, Gatra.com - Partai Nasional Demokrat (NasDem) telah mendeklarasikan akan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) dalam Pilpres 2024 mendatang pada 3 Oktober 2022 lalu.

Menanggapi hal ini, Direktur Eksekutif SCL Taktika Consulting, Iqbal Themi mengatakan bahwa pengusungan itu tidak menjadi jaminan bahwa Anies pasti menjadi capres di 2024.

"Posisi Anies masih rawan dan perjalanan ke depan untuk menjadi peserta Pilpres 2024 masih panjang. Secara peluang, potensi Anies jadi capres 2024 sepertinya hanya jika diusung poros koalisi NasDem, Demokrat, dan PKS," kata Iqbal dalam keterangannya, Minggu (9/10).

Menurutnya, kemungkinan Anies diusung partai lain sangat kecil. Terlebih, NasDem, Demokrat, dan PKS masih belum pasti berkoalisi.

"Artinya jika faktor kepentingan politik ketiga partai tersebut tidak ada titik temu, dan berujung koalisi partai yang akan mengusung Anies tidak mencukupi persyaratan UU untuk mengusung Capres, dipastikan Anies gagal jadi capres di Pilpres 2024," ucapnya.

Ia juga menyebut bahwa Anies masih memiliki beberapa hambatan untuk maju sebagai capres. Misalnya, Partai Demokrat yang kemungkinan besar akan mengajukan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk jadi cawapres sebagai prasyarat berkoalisi dengan NasDem. Maka faktor ini akan tergantung deal antara dua king maker, yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Surya Paloh.

"Di luar soal deal politik SBY dan Surya Paloh, faktor eksternal seperti tarik-menarik politik para king maker poros koalisi lain, tentu juga akan mempengaruhi eskalasi kelanjutan pencapresan Anies," jelas Iqbal.

Selain itu, lanjutnya, Demokrat masih sangat berpotensi menjalin kerjasama dengan Golkar, PAN, dan PPP di poros Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Bagaimana pun tiga partai ini memiliki riwayat bersama Demokrat sebagai sesama pendukung pemerintahan di masa Presiden SBY.

"Dibanding Demokrat, PKS lebih punya kans lebih dulu menyusul NasDem mengusung Anies. Tapi ada catatan di Pilkada Jabar 2018, bagaimana manuver PKS mengalihkan dukungan kandidat yang diusung menjelang pendaftaran Pilkada," ujar alumnus Magister Politik Universitas Indonesia (UI) itu.

Ia menegaskan, rekam jejak seperti ini perlu jadi perhatian untuk melihat berbagai kemungkinan politik ke depan yang dinamis. Hari ini sikap politik PKS cenderung mengarah usung Anies.

"Tapi perjalanan ke depan terkait konstelasi dan kalkulasinya berubah, pencapresan Anies bisa terjegal," ucapnya.

457