Home Kesehatan Tumpas Katarak Kongenital Sejak Dini Bisa Minimkan Potensi Kemiskinan

Tumpas Katarak Kongenital Sejak Dini Bisa Minimkan Potensi Kemiskinan

Jakarta, Gatra.com – Ahli spesialis mata, Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek, menekankan pentingnya mengatasi katarak kongenital sejak dini. Tujuannya adalah untuk meminimalisir potensi kemiskinan.

Katarak kongenital merupakan penyakit indera penglihatan yang menyerang anak-anak. Penderita katarak kongenital umumnya lahir dari kehamilan yang bermasalah yang kerap kali tak disadari orang tuanya.

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Protokol Kesehatan KTT G20

Saat lahir, anak-anak penderita katarak kongenital memiliki mata yang diselimuti lapisan putih yang membuatnya tidak bisa melihat dan merespons gerakandi sekitarnya. Apabila tidak ditangani dengan baik dan benar, katarak kongenital akan memengaruhi tumbuh kembang anak di 1.000 hari pertama usai lahir.

“Kemiskinan enggak bisa teratasi kalau matanya enggak ngeliat. Orang jadi banyak yang nganggur,” ujar Nila di Jakarta, Kamis, (13/10/2022).

Tak hanya itu, berstatus sebagai mantan Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Nila juga punya perhatian khusus dalam konteks yang lebih luas. Dari segi anggaran negara, identifikasi dan perawatan katarak kongenital sejak dini bisa mengurangi beban negara.

“Untuk orang dewasa, kalau ngotot nggak mau operasi, itu setahun bisa Rp84,7 triliun negara harus terbebani oleh orang-orang tersebut. Anak-anak kalau ditolong [sejak dini], itu sama dengan seperti kita menolong 10 orang dewasa dengan katarak,” ujar Nila.

Baca JugaPerhatian! Sudah Waktunya Kurangi Impor Vaksin Covid-19

Penari dan aktris Asri Welas merupakan sosok yang dekat dengan katarak kongenital. Pasalnya, anaknya yang berama Rayyan Gibran Ridha Rahardja menderita penyakit itu. Asri kini merawat anaknya yang baru menginjak usia 5 tahun itu.

“Memang anak-anak yang lahir dengan katarak itu susah sekali mendapatkan kacamata dengan plus besar, yang enak dipakai, untuk tumbuh kembang, dan tidak berat,” ujar Asri mengisahkan.

Asri lebih lanjut menceritakan awal mula ia mengidentifikasi ada kelainan pada mata anak keduanya itu. Saat itu, anak kedua yang akrab dipanggil Ibran itu baru berusia 5 bulan. Asri mendapati Ibran tak merespons gerakan yang ada di depan matanya.

“Yang membuat kami sangat sedih, saat itu tidak ada informasi apa pun tentang katarak kongenital pada anak yang bisa saya dapatkan,” ujar Asri.

Untungnya, nasib mempertemukan Asri dengan Alexander Kurniawan, CEO Optik Tunggal, sebuah perusahaan pelayanan optik yang sudah berdiri sejak tahun 1929. Asri merasa terbantu karena Alex menyediakan kacamata khusus katarak kongenital untuk anaknya, Ibran.

Baca JugaPemeriksaan Rutin Bisa Mencegah Retinopati Diabetik dan Diabetik Makular Edema

Bagi Alex, pengliatan merupakan panca indera paling penting. Ia merujuk pada survei tentnag kebutaan dari Novatis Global Survey (2017) yang menunjukkan bahwa 85% manusia menyatakan ketakutan terbesar mereka adalah kehilangan indera penglihatan

“Saat mengetahui betapa sulitnya mendapatkan kacamata khusus untuk anak-anak yang menderita katarak kongenital ini, kami memutuskan untuk memberikan bantuan, khususnya bagi anak-anak dari keluarga pra-sejahtera,” tandas Alex.

324