Home Hiburan Tarik Animo Pelajar di Dunia Sains, Goethe Institut Gelar “Science Film Festival 2022”

Tarik Animo Pelajar di Dunia Sains, Goethe Institut Gelar “Science Film Festival 2022”

Jakarta, Gatra.com - Science Film Festival 2022 kembali digelar di Indonesia secara hybrid mulai 18 Oktober hingga 30 November 2022.

Digelar oleh Goethe Institut, festival film edisi ke-13 ini mengajak siswa-siswi SD sampai SMA di 55 kabupaten/kota guna membuka kesempatan para pelajar membuat film dengan tema “Kesempatan yang Sama di Dunia Sains” melalui pemutaran film-film internasional yang disertai eksperimen sains.

Tema tersebut dimaknai sebagai kondisi yang adil, yaitu saat semua orang di bidang STEM (Sains, Teknologi, Perekayasaan dan Matematika) diperlukan secara setara tanpa diskriminasi, prasangka, atau sikap mengutamakan kelompok tertentu.

Selain mewakili minoritas dan perempuan, kesempatan ini meliputi keberagaman dan inklusi agar dapat menyalurkan talenta mereka di bidang sains dan mendorong inklusi penuh untuk semua lapisan masyarakat.

Baca jugaFestival Film Wartawan Indonesia Siap Nilai 123 Judul Film, ‘Sri Asih’ Gagal Masuk Penjurian

“Pandemi membuka mata banyak orang bahwa isu keberagaman dan inklusif kian penting. Science Film Festival adalah wujud komitmen kami untuk mengangkat kedua isu ini, menunjukkan bahwa bidang sains terbuka untuk dipelajari dan dapat menjadi lahan pekerjaan bagi siapa saja demi kemajuan masyarakat. Kami berharap, melalui tema tersebut, kami dapat membangun kesadaran generasi muda terhadap inklusi dan keberagaman,” kata Stefan Dreyer, Direktur Regional Goethe-Institut untuk Asia Tenggara, Asia, Australia dan Selandia Baru saat konferensi pers dan pembukaan, Selasa (18/10).

Festival tahun ini didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kedutaan Besar Republik Federal Jerman, inisiatif Sekolah: Mitra Menuju Masa Depan (PASCH), Bildungskooperation Deutsch (BKD), Rolls Royce, SEAMEO STEM-ED, Universitas Paramadina, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya dan Universitas Negeri Jakarta.

“Semangat ini dapat diwujudkan salah satunya melalui kegiatan menonton film. Jalan kesenian seperti film dapat ditempuh untuk melatih generasi muda berempati dengan sesama dari latar belakang yang berbeda, sehingga mendorong mereka untuk berpikiran terbuka dan bersolidaritas dengan kaum yang terpinggirkan. Dari situ, jiwa inklusif bisa tumbuh dalam benak generasi muda Indonesia,” jelas Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Hilman Farid.

Baca jugaFestival Film Pendek FSM, Sandi Uno Imbau Segera Daftar dan Lengkapi Berkas

Presiden Rolls-Royce untuk Asia Tenggara, Pasifik dan Korea Selatan Dr. Ricky Bhangu menyampaikan Rolls-Royce bangga menjadi mitra Science Film Festival di Asia Tenggara untuk membantu mempromosikan literasi sains di kalangan anak-anak dan remaja di kawasan ini.

“Kami adalah pendukung kuat program pendidikan STEM yang mengembangkan kemampuan masyarakat serta ekonomi tempat kami beroperasi. Tema festival tahun ini selaras dengan filosofi Rolls-Royce mempromosikan pendidikan STEM yang dapat diakses semua orang serta yang memungkinkan pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan,” lanjutnya.

Pertama diluncurkan di Thailand pada 2005, Science Film Festival konsisten mempromosikan literasi sains kepada pemuda di Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, Amerika Latin dan Timur Tengah melalui komunikasi berbasis pengetahuan yang menghibur.

Science Film Festival pertama kali diadakan di Indonesia pada 2010 yang bersamaan dengan upaya ekspansi regional festival pada masa itu.

Festival film ini mengukuhkan diri menjadi yang terbesar di dunia dengan 400 ribu penonton di lebih dari 20 negara selama edisi tahun 2021, termasuk 28.770 penonton di Indonesia.

109