Home Kesehatan Kematian Anak karena Gagal Ginjal Misterius Bertambah, Turut Menyerang Bayi yang Hanya Mengonsumsi ASI

Kematian Anak karena Gagal Ginjal Misterius Bertambah, Turut Menyerang Bayi yang Hanya Mengonsumsi ASI

Sleman, Gatra.com – Manajemen RSUP dr Sardjito mengumumkan enam kematian anak karena gagal ginjal akut progresif atipikal. Dari kasus kematian itu, terdapat dua balita asal Bantul berusia kurang setahun yang hanya mengonsumsi ASI.

Dalam jumpa pers pada Rabu (19/10) siang, dokter spesialias anak Kristia Hermawan menyatakan sejak Januari sampai Oktober tahun ini pihaknya menerima 13 kasus, termasuk enam anak yang meninggal dunia.

“Tiga anak sudah dinyatakan sembuh, sedangkan empat anak masih menjalani rawat inap. Dari empat anak ini, satu anak mendapatkan perawatan insentif, dan tiga lainnya perawatan biasa,” katanya.

Penderita gagal ginjal akut yang meninggal di RSUP Sardjito, tiga anak berasal dari luar DIY yaitu Temanggung, Wonogiri, dan Slawi. Sedangkan satu anak dari Sleman dan dua anak lainnya dari Piyungan dan Sedayu di Bantul.

Krisna merinci korban dari Sleman merupakan anak berusia 10 tahun 10 bulan. Sedangkan anak dari Piyungan berusia 11 bulan dan dari Sedayu berusia tujuh bulan.

“Saat diantarkan ke sini, mereka mengalami kondisi gagal ginjal dengan derajat berat disertai beberapa kondisi kesehatan yang berbeda. Ada yang mengalami sesak napas, ada kelainan pada hati, liver, peningkatan enzim di jantung, serta syaraf,” jelasnya.

Krisna mengatakan khusus pada kasus anak dari Bantul ini, pihaknya memastikan kedua balita ini hanya mengonsumsi air susu ibu dan makanan pendamping ASI  bukan kemasan. Kedua balita ini dilaporkan tidak pernah mengonsumsi obat-obatan.

Dokter spesialis anak lainnya, Retno Palupi, menyebut penyembuhan kondisi gagal ginjal pada anak-anak membutuhkan waktu yang panjang.

“Beberapa kasus yang menyebabkan korban meninggal karena sudah ada manifetasi pendarahan. Jika ini yang sudah terjadi, maka dokter akan kesulitan melakukan manuver medis. Apakah mengutamakan cuci darah atau mengeluarkan racun dulu dari pasien?” jelasnya.

Menurutnya, dalam kasus gagal ginjal akut dalam fase derajat berat, sulit bagi seorang pasien untuk sembuh.

Retno menjelaskan saat ini orang tua perlu mewaspadai kemunculan gejala penurunan volume atau frekuensi urine atau tidak ada urine baik dengan atau tanpa demam. Gejala diare dan batuk-pilek perlu pula diwaspadai.

“Orangtua yang memiliki balita, diimbau sementara tidak mengkonsumsi obat-obatan yang didapatkan secara bebas tanpa anjuran dari tenaga kesehatan yang kompeten sampai dilakukan pengumuman resmi dari pemerintah,” paparnya.

Koordinator Pelayanan Medis RSUP dr Sardjito Purjanto Tepo Utomo menegaskan pihaknya terus melacak munculnya gagal ginjal akut ini. Langkah ini dengan memanfaatkan seluruh sumber daya untuk mengungkap penyebab utama penyakit ini.

“Terkait kabar penyebab karena paracematol, maka disampaikan bahwa causa (sebab) ini belum jelas, masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut,” tuturnya.

183