Home Ekonomi Berkelit dari Pagebluk, Warga Jepara Ubah Limbah Kain Jeans Jadi Tas Custom,

Berkelit dari Pagebluk, Warga Jepara Ubah Limbah Kain Jeans Jadi Tas Custom,

Jepara, Gatra.com – Orang kreatif memang selalu mempunyai ide-ide brilliant untuk memanfaatkan barang tak berguna, menjadi barang dengan nilai ekonomi tinggi. Seperti yang dilakukan oleh Tri Sulistiyono warga Desa Teluk Wetan RT 19/RW 02, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Dari tangan kreatifnya, limbah kain jeans (jin) diubah menjadi kerajinan yang cukup unik, yakni tas sekolah yang memiliki karakter kartun nan unik. Tidak hanya memuat karakter yang disukai anak-anak, tetapi pemesan juga bisa mencantumkan nama pada tas ini.

Baca juga: Derya Cebecioglu, Andalan Turki dari Lini Belakang

“Jadi bisa pesan gambar apa yang mau diinginkan, aksesorisnya, hingga nama. Kalau istilah kata custom ya. Kita buatnya dari limbah kain jin,” tutur pria berusia 43 tahun itu, Kamis (20/10).

Meski belum lama menekuni kerajinan tas dari limbah kain jin, Tri mengungkapkan, jika peminat produknya tidak hanya datang dari lokas saja, tetapi juga telah merambah ke luar pulau Jawa.

“Kita jualnya online. Jadi tidak hanya dari sini saja pesanan, hampir seluruh Indonesia telah kita edarkan. Baru-baru ini kita kirim ke Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Jakarta,” jelasnya.

Tri menyebutkan, untuk satu tas bikinan rumah produksinya, ia menjualnya dengan harga yang terjangkau, dikisaran Rp120.000-130.000. Perbedaan harga tersebut, dilatarbelakangi ukuran produk yang dipesan.

Baca juga: WNA Jepang Dideportasi, Terbukti Punya Alamat Fiktif di Jakarta Utara 

Dengan dibantu sebanyak dua karyawan, Tri mengaku, dalam sepekan mampu memproduksi tas sekolah custom hingga 100 unit. Untuk bahan limbah kain jin, ia biasa mengambil di sejumlah pabrik di Jepara dan Kudus. Dimana di kota tersebut, memang banyak produsen tas dan sepatu sekala besar.

Sebelum menekuni kerajinan tas sekolah custom, Tri awalnya memanfaatkan limbah kain jin untuk dikaryakan menjadi suvenir pernikahan. Hanya saja usaha ini meredup saat pagebluk melanda Nusantara.

Baca juga: Keributan WNI di Penerbangan Turkish Airlines, Kemenhub Dalami Ketentuan Hewan Peliharaan di Kabin

“Semula buat suvenir, tetapi karena Corona jadi sepi. Kita terimbas pandemi. Setelah itu, saya mencoba membuat produk baru, kita coba buat tas seperti ini, kita buat tas sekolah tas nama berkarakter. Sesuai permintaan pemesan, ada karakter yang diinginkan dan ada nama anak pemesan, ternyata peminatnya banyak,” bebernya.

146