Home Hiburan Unsur Kedekatan Jadi Alasan Kamila Andini Gemari FIlm Indonesia dan Asia

Unsur Kedekatan Jadi Alasan Kamila Andini Gemari FIlm Indonesia dan Asia

Jakarta, Gatra.com - Unsur kedekatan menjadi salah satu yang paling diperhatikan oleh sutradara Kamila Andini dalam membuat film. Pembuat film Sekala Niskala dan Yuni itu mengatakan bahwa dalam perspektifnya, unsur kedekatan membuatnya mampu mengenal dirinya.

"Ketika saya sedang berbicara, bercerita ke daerah, saya menemukan diri saya di setiap tempat. Karena itulah saya suka membuat film yang berkaitan dengan lokal," ujarnya dalam diskusi bertajuk "Warna Lokal Film Indonesia di Mata Dunia", Jumat (21/10).

Baca JugaFilm Indonesia Perlu Lebih Tonjolkan Keberagaman Budaya Lokal

Kamila menceritakan bahwa sebenarnya sejak kecil, ia lebih banyak mendapat akses menonton film Hollywood dibandingkan film Indonesia atau film Asia. Ketika akhirnya ia mendapat akses untuk menonton film Asia semasa kuliah, ia menemukan kedekatan yang tidak ditemukannya saat menonton film Hollywood.

"Saat kecil, film Hollywood satu-satunya referensi saya terhadap film. Tapi seringkali terasa jauh, ada budaya yang sangat jauh. Ketika saya bisa mengakses film Asia, film itu nggak bisa keluar dari pikiran dan hati saya karena terlalu dekat, seperti menemukan diri saya," paparnya.

Ia menuturkan bahwa dengan melihat kesamaan dan kedekatan, ia bisa melihat sinema sebagai ruang untuk menceritakan dirinya. Hal itulah yang mendorongnya terus mengeksplor hal yang ada di sekitar, termasuk budaya lokal yang bisa membantunya semakin mengenal diri sendiri.

Kamila menilai bahwa film merupakan jendela untuk memahami diri sendiri dan orang lain. Untuk mememahami perbedaan ini, maka budaya lokal bisa menunjukkannya.

"Kita menyimpan budaya di tubuh kita. Melalui cara kita bicara, cara kita makan, dalam kegiatan sehari-hari. Saya ingin memperlihatkan siapa kita, bercerita tentang kita. Kita punya cara sendiri dalam menyelesaikan masalah di society. Itu yang ingin saya tunjukkan, bahwa dunia ini beragam," jelasnya.

Baca JugaIni Daftar FIlm Unggulan di FFWI XII

Namun dalam prosesnya, ia mengatakan bahwa dalam membuat karya yang universal namun lokal, ia tetap membutuhkan jarak. Kamila menyebutkan bahwa jarak ini dibutuhkan untuk menjaga objektivitas. Ketika terlalu dekat, ia bisa bias dan tidak objektif. Tapi jika terlalu jauh, ia jadi tidak bisa mengenal dan menerjemahkan subjek atau konteks ke dalam karya yang ia buat.

"Tentu saja cara menemukan jarak yang pas ini nggak pernah ada rumusnya, berbeda-beda setiap proses kreatif," katanya.

Bagi Kamila, tolak ukur kesuksesan setiap film maupun filmmaker berbeda-beda. Bagi dirinya, selama ada orang yang menonton filmnya dan mendapat pesan yang ingin disampaikan, ia mengaku cukup. Ini termasuk pula dalam bagaimana ia berhasil menemukan penonton yang merasa dekat dengan filmnya sehingga ia berhasil menunjukkan keterwakilan atas diri maupun penonton.

84