Home Hukum Terkuak, Kematian Bocah SD di Blora Ternyata Korban Pembunuhan Ayah Tiri

Terkuak, Kematian Bocah SD di Blora Ternyata Korban Pembunuhan Ayah Tiri

Blora, Gatra.com - Jajaran Satreskrim Polres Blora akhirnya berhasil mengungkap misteri kematian bocah sekolah dasar (SD) isisial GY (8) yang awalnya dilaporkan meninggal dunia usai terjatuh dari atas kursi plastik di rumahnya pada 10 September lalu.

Bocah malang tersebut ternyata korban pembunuhan  ayah tirinya sendiri. Kasatreksrim Polres Blora, AKP Supriyono, membenarkan informasi soal pembunuhan itu. Saat ini, pelaku juga telah ditahan.

"Pada hari Jumat l, 21 Oktober sekira pukul 14.00 Wib, tersangka kita amankan kemudian kita interogasi, yang semula tidak mengakui kemudian dinterogasi tim Resmob baru mengaku," kata Supriyono kepada wartawan, Minggu (23/10).

Baca Juga: DPO Pembunuhan Bocah 7 Tahun Bogor Ditangkap di Pemalang

Saat ini, kata Supriyono, pelaku sudah langsung dilakukan penahanan. "Tadi malam pukul 00.30 Wib kita lakukan penahanan," ujarnya.

Kasus meninggalnya korban GY sejak awal diduga penuh kejanggalan. Saat itu, ayah tiri korban mengaku bahwa korban meninggal usai jatuh dari atas kursi plastik. Namun salah seorang saksi bernama Sumadi yang memandikan jenazah korban, melihat banyak luka di sejumlah tubuh korban, seperti di bagian mulut, pelipis kepala, kepala belakang, luka warna hitam di kedua leher hingga luka bekas cubitan di perut korban.

Bahkan, Sumadi sempat ditolak oleh ayah tiri korban saat akan memandikan jenazah. Padahal saat itu dia bersama petugas lain datang ke rumah duka atas permintaan keluarga.

“Saat saya datang mau mandikan itu ayah korban bilang, 'Jangan diambil foto anak saya, biar saya saja yang memandikan'. Itu pihak keluarga mau lihat kondisi korban juga tidak boleh. Kan waktu itu sudah ditutupi kain. Saya batin bapak ini kok galak sekali,” katanya.

Saat itu, Sumadi juga menyampaikan bahwa sempat terjadi cekcok antara petugas pemulasaran jenazah dengan ayah korban.

“Lalu Pak Ndut, mandor saya bilang, 'Kamu sudah manggil Budi Dharma untuk memandikan. Kalau memang tidak boleh dimandikan Budi Dharma, bapak juga harus tanggung jawab memakamkan sendiri. Saya tak pulang, saya bebas'. Terus bapaknya diam. Saya keluar sebentar. Kelihatannya sudah luluh terus saya masuk lagi, bilang, gimana boleh saya memandikan? Bapaknya bilang 'Silakan',” ujarnya menceritakan.

Pada saat memandikan jenazah, saksi sempat dibuat heran dengan kondisi korban. Sebab banyak luka di tubuh korban.

Baca Juga: Motif Pembunuhan Bocah J di Depok Masih Misterius

“Saya buka semua saya lihat ada darah di mulut dan hidung korban. Ada benjolan juga di pelipis. Saya batin jatuh dari kursi kok bisa langsung mati. Itu yang bilang jatuh dari kursi bapaknya. Terus saya raba lagi, ini yang saya lihat ya mas, ada seperti luka di perut dan leher di kiri kanan,” ucapnya.

Selama proses memandikan jenazah, Sumadi sempat mau menangis. Ia mengaku tidak tega melihat kondisi jenazah gadis malang itu.

“Saya puluhan tahun memandikan jenazah. Baru kali ini menangis, mas. Kasihan melihatnya. Saya batin anak ini kenapa kok sampai begini,” ucapnya.

575