Home Politik Survei SMRC: Ganjar Stagnan Dibanding Anies, Belum Dapat Dukungan dari Mega

Survei SMRC: Ganjar Stagnan Dibanding Anies, Belum Dapat Dukungan dari Mega

Jakarta, Gatra.com - Saiful Mujani Research and Consulting telah merilis hasil temuan survei terbaru bertajuk "Tren Elektabilitas Bakal calon Presiden."

Melalui survei opini publik digelar selama periode 3 - 9 Oktober 2022 dengan melibatkan 1.027 responden tersebut, terdapat temuan menarik dari simulasi tiga nama bakal calon presiden dalam survei tersebut.

Dalam simulasi tiga nama bakal calon presiden, Ganjar Pranowo memperoleh elektabilitas tertinggi 32,1 persen. Di posisi kedua dan ketiga secara berturut turut-turut ditempati Prabowo Subianto 27,5 persen dan Anies Baswedan 26,0 persen.

Baca juga:  Survei SPIN: Elektabilitas Prabowo Naik, Ganjar Stagnan, dan Anies Menurun

Responden menjawab TT / TJ sebesar 14,4 persen. Meskipun Ganjar Pranowo berada di posisi teratas dengan raihan elektabilitas tertinggi, tetapi apabila dicermati data tren survei simulasi tiga nama antara temuan survei Agustus dan Oktober 2022 dukungan elektabilitas terhadap gubernur Jawa Tengah tersebut cenderung mengalami stagnasi dari 32,0 persen menjadi 32,1 persen.

Hal berkebalikan justru dialami oleh Anies Baswedan. Jika melihat data tren survei simulasi tiga nama antara temuan survei Agustus dan Oktober 2022, dukungan elektabilitas terhadap mantan gubernur DKI Jakarta tersebut mengalami kenaikan dari 21,9 persen menjadi 26,0 persen.

Sementara itu, tren penurunan dialami oleh Prabowo Subianto. Data tren survei simulasi tiga nama antara temuan survei Agustus dan Oktober 2022 menunjukkan dukungan elektabilitas terhadap ketua umum Partai Gerindra tersebut mengalami penurunan dari 30,8 persen menjadi 27,5 persen

Baca juga: Musuhi Satu Perahu, Ganjar Pranowo Kena Sanksi, Pengamat: Masih Normatif

“Kenaikan elektabilitas dialami Anies Baswedan dalam tiga bulan terakhir sebesar hampir lima presen dari 21,9 persen pada survei periode Agustus menjadi 26,0 persen pada survei periode Oktober sangat mungkin dikontribusikan oleh peristiwa deklarasi pencalonan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden oleh Partai NasDem beberapa minggu lalu," kata Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro. 

Deklarasi itu dilihat publik sebagai sebuah langkah kepastian bagi mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut untuk maju gelanggang pemilihan presiden. Sebaliknya, Bawono melanjutkan, kepastian maju dalam kontestasi pemilihan presiden tahun 2024 tidak dilihat oleh publik terjadi pada Ganjar Pranowo.

"Alih-alih memperoleh kepastian untuk mencalonkan diri sebagai bakal calon presiden, publik justru melihat Gubernur Jawa Tengah tersebut belum mampu memastikan dukungan politik dari partai politik tempat dia bernaung, PDI Perjuangan," ungkapnya.

141