Home Politik Pengamat: Hubungan Partai Nasdem dan Jokowi Akan Retak

Pengamat: Hubungan Partai Nasdem dan Jokowi Akan Retak

Jakarta, Gatra.com - Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani (LIMA) Indonesia, Ray Rangkuti, mengatakan bahwa hubungan antara Partai Nasdem dan Presiden Joko Widodo akan retak. Hal ini berkaitan dengan pendeklarasian calon presiden yang ditanggapi oleh elit partai Nasdem dengan mengatakan bahwa calon yang diusung adalah anti-tesa Jokowi.

"Saya kira hubungan Partai Nasdem dan Jokowi akan retak. Ini hanya soal waktu saja. Paling lama, pada Februari 2023 akan kelihatan retaknya," ujarnya dalam diskusi yang digelar PARA Syndicate, Kamis (27/10).

Ray mengatakan bahwa sikap Jokowi yang tidak berkenan menanggapi deklarasi pencalonan Anies Baswedan oleh Partai Nasdem pada Senin (3/10) lalu merupakan salah satu tandanya. Jokowi juga sempat mengatakan bahwa situasi saat itu sedang dalam situasi bencana sehingga fokusnya bukan pada pencalonan melainkan mengatasi permasalahan yang ada.

Menyusul, Jokowi sempat mengatakan bahwa rencana reshuffle bisa terjadi, usai pendeklarasian calon presiden oleh Partai Nasdem. Ray mengatakan bahwa ini menunjukkan adanya indikasi hubungan yang tidak baik-baik saja antara keduanya.

Ray menegaskan bahwa reshuffle akan terjadi. Partai Nasdem sendiri memiliki 3 menteri di kabinet, yaitu Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny Gerard Plate, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Siti Nurbaya Bakar.

"Saya menduga 2 dari 3 anggota kabinet asal Partai Nasdem akan diganti karena ada perbedaan politik dan alasan kinerja," katanya.

Ray menilai bahwa Jokowi akan mempertahankan Siti karena Jokowi dianggap tetap membutuhkan perwakilan Partai Nasdem di koalisi. Selain itu, kinerja Siti dianggap paling baik diantara ketiganya, serta kerap mendapat apresiasi. Alasan komposisi antara perempuan dan laki-laki di kabinet juga menjadi pertimbangan. Maka, Ray menilai bahwa Siti akan aman dalam posisinya.

Mengenai pengganti menteri, Ray menyebutkan bahwa terdapat dua kemungkinan yakni mengambil dari Partai Perindo, serta memberikan posisi lainnya kepada antara PAN dan PPP. Partai Perindo disebutnya berpeluang karena memiliki peningkatan elektabilitas, serta memiliki massa yang nantinya mampu mendorong suara di pemilihan umum berikutnya.

Ray juga mengatakan bahwa pada dasarnya, permasalahan bukan terletak pada pendeklarasian melainkan pada momennya.

"Karena pasti pengumuman ini akan meningkatkan intensitas politik yang meningkatkan stabilitas politik di bayangan jokowi tidak akan tercipta dengan baik. Jokowi tidak berharap fokus ke pencalonan dulu. Dibutuhkan konsentrasi dan ketertiban politik untuk menghadapi krisis ekonomi global," jelasnya.

152