Home Lingkungan Diageo Indonesia Gandeng Yayasan Bambu Lestari Lestarikan Air Melalui Desa Bambu Agroforestri

Diageo Indonesia Gandeng Yayasan Bambu Lestari Lestarikan Air Melalui Desa Bambu Agroforestri

Bali, Gatra.com- PT Langgeng Kreasi Jayaprima (Diageo Indonesia) bersama Yayasan Bambu Lestari resmikan kolaborasi wanatani bambu (agroforestry) di Desa Bambu Agroforestri dan Pemulihan Air di Bali yang diadakan di Paviliun Hutan Bambu, Nusa Dua, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan B20 Indonesia.

Tujuan dari kerjasama ini adalah untuk meningkatkan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) Yeh Penet dalam menjaga ketersediaan air berkualitas dan lestari melalui praktik wanatani bambu. Kerja sama selama lima tahun ini merupakan komitmen keberlanjutan untuk pelestarian air untuk kehidupan (Preserve Water for Life) yang tercantum dalam Society 2030: Spirit of Progress, secara khusus melalui pilar “Grain-to-glass Sustainability.

Komisioner Dagang Inggris untuk Asia Pasifik, Natalie Black CBE menggarisbawahi pentingnya momentum kolaboratif G20. “Dalam semangat kolaboratif G20, saya percaya bahwa untuk mewujudkan transisi energi kita harus bekerja sama lintas batas, sektor, dan organisasi,” ungkap dia dalam konferensi persnya di Bali Collection, Nusa Dua, Bali, Senin (14/11).

Menurut dia, Presidensi Indonesia B20 dan G20 merupakan kesempatan emas untuk bekerja sama mewujudkan perubahan berkelanjutan dalam pelestarian sumber daya alam. “Pemerintah Inggris dengan bangga mendukung kemitraan Diageo Indonesia dengan Yayasan Bambu Lestari,” tuturnya. Baca juga: Walhi: Implementasi Kebijakan Perbaikan Iklim di Indonesia Belum Sesuai

Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, I Made Teja menyampaikan bahwa kerja sama kali ini dapat menjadi model percontohan untuk menjaga sumber daya air Bali. “Mudah-mudahan ini di Bali menjadi sesuatu yang luar biasa untuk menjaga konservasi terutama di Kawasan Yeh Penet,” katanya.

Ia berharap ke depan bukan hanya di Yeh Penet saja. “Kami juga berharap ada lokasi-lokasi lain yang dapat dikembangkan untuk menjaga sumber daya air di Provinsi Bali,” ujar Made. 

Direktur Eksekutif Yayasan Bambu Lestari, Monica Tanuhandaru berharap dapat bermitra dengan Diageo di negara lain terutama di sabuk tropis tempat bambu dapat tumbuh dan menjaga sumber daya air, serta mengurangi emisi. Baca juga: Penutupan Operasi PLTU Batu Bara Harus Libatkan Semua Pihak

“Kami menantikan kerja sama yang panjang ini. Yayasan Bambu Lestari tidak bekerja sendirian. Kami ada kearifan lokal yang percaya kalau menanam bambu, maka menanam air," ujar Monica.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Langgeng Kreasi Jayaprima (Diageo Indonesia), Alefiyah Sarma menambahkan, acara ini merupakan milestone penting bagi Diageo Indonesia karena inklusivitas dan keberlanjutan lingkungan merupakan inti dari rencana aksi 10 tahun dari perusahaan. Melalui 'Society 2030: Spirit of Progress' untuk membangun dunia yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

“Melalui kolaborasi kami dengan Yayasan Bambu Lestari, kami berkomitmen untuk mempelopori ‘Grain-to-Glass Sustainability’ dan tujuan kami untuk melestarikan air untuk kehidupan merupakan salah satu bagian utama,” ujar Alefiyah. Baca Juga: Aktivis Dorong Penanganan Masalah Iklim Dibahas Serius di KTT G20

Melalui program pemulihan 7.500 Ha lahan kritis, kolaborasi ini menargetkan peningkatan debit air dan penyerapan air bawah tanah disertai penyerapan 19,8 kilo ton CO2e, pemberdayaan 150 keluarga petani serta proyeksi peningkatan pendapatan sebanyak Rp 240 juta per desa pada tahun ketiga.

Melalui ekosistem Desa Bambu Agroforestri, yang melibatkan peran serta masyarakat dan pemerintah, akan dipertunjukkan bagaimana restorasi lingkungan dan mitigasi perubahan iklim dapat turut berpartisipasi pada pemberdayaan perempuan, dan pembukaan lapangan pekerjaan.

Program kolaborasi ini akan berlangsung selama lima tahun dan dipusatkan pada sejumlah desa di alur DAS Yeh Penet, salah satu daerah aliran sungai terbesar di Bali. Baca Juga: Aktivis Sebut Hari Pahlawan Jadi Momentum Pemerintah Perbaiki Masalah Iklim

Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Diageo Indonesia dan Yayasan Bambu Lestari turut disaksikan oleh Komisioner Dagang Inggris untuk Asia Pasifik Natalie Black CBE, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste Owen Jenkins, Sekretaris Daerah Kabupaten Tabanan Gede Susila, dan Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali I Made Teja.

669