Home Kesehatan Kasus Polio di Aceh: Ditemukan Satu, Bertambah Tiga

Kasus Polio di Aceh: Ditemukan Satu, Bertambah Tiga

Jakarta, Gatra.com - Kasus polio ditemukan di Kabupaten Pidie, Aceh, pada awal November lalu. Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Aceh, Raihan, mengatakan bahwa saat ini, pengembangan dari satu kasus menghasilkan adanya tiga kasus tambahan yang ditemukan sehingga total terdapat empat kasus polio.

"Petugas mencari kasus pasien yang mengalami lumpuh layu, dicari, terus kemudian dilaporkan apapun penyebab lumpuh layunya untuk memastikan polio atau tidak. Karena kerja surveilance ini lah ada kasus lumpuh di Aceh, dilakukan pemeriksaan, jadi tahu anak terkena polio," terangnya dalam Media Group Interview KLB Polio yang digelar secara daring, Jumat (2/12).

Ia menjabarkan penemuan kasus pertama pada seorang anak yang berusia 7 tahun. Keluhannya yaitu adanya demam selama tiga hari, nyeri pinggul kiri, paha kiri, betis kiri, diikuti dengan tidak bisa berjalan.

"Keluarga baru membawa anaknya setelah 7-10 hari ke rumah sakit karena ada keluhan nyeri di pinggang, tapi tidak pernah ada riwayat trauma, jatuh. Karena sering step bila demam, jadinya anak tidak pernah imunisasi apapun," jelasnya.

Raihan juga menerangkan bahwa sang anak tidak memiliki riwayat bepergian. Saat ini, kondisinya mengalami lumpuh kaki kiri serta pengecilan otot paha dan betis.

Di sisi lain, rumahnya juga tidak memiliki jamban sehingga menggunakan jamban umum. Berdasarkan hasil temuannya, keluarga lebih sering beraktivitas mandi, cuci, kakus atau MCK di sungai. Sebab, jamban yang ada juga tidak memiliki septic tank dan langsung mengarah ke sungai. Hal inilah yang diduga menjadi sumber virus yang akhirnya menginfeksi anak tanpa kekebalan.

"Ada jamban tapi tidak punya septic tank, jadi tinja yang dikeluarkan langsung mengalir ke sungai. Padahal, sungai tempat aktivitas masyarakat dan tempat anak main," katanya.

Adanya kecurigaan ini akhirnya mengarah pada temuan tiga kasus baru di desa yang sama. Ketiganya dikonfirmasi positif polio pada Kamis (24/11) lalu, namun kondisinya tidak bergejala.

Raihan menerangkan bahwa sebenarnya, kasus polio merupakan fenomena gunung es. Menurutnya, dari adanya satu kasus kelumpuhan, maka kemungkinan terdapat 200 kasus lainnya. Hal ini membuatnya terus mendorong imunisasi dan pelacakan terus dilakukan.

"(Ada kasus lain), hanya tidak lumpuh sehingga tidak diketahui. Anak harus diimunisasi, disiapkan tubuhnya punya kekebalan terhadap seluruh tipe polio yang ada," pungkasnya.

98