Home Pendidikan Lewat Menggambar, Anak-Anak Korban Gempa Cianjur Diajak Mengenal Emosi

Lewat Menggambar, Anak-Anak Korban Gempa Cianjur Diajak Mengenal Emosi

Jakarta, Gatra.com - Pemberian dukungan lebih pada sisi psikologis anak korban harus menjadi perhatian penting dalam paradigma mitigasi pasca bencana. Berdasarkan pemahaman tersebut, Universitas Tarumanagara bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Cianjur dalam melakukan layanan pendampingan psikologis.

Langkah ini merupakan bentuk dukungan dan pendampingan terhadap korban bencana gempa bumi yang terjadi di Cianjur pada November silam. Salah satu kegiatan dukungan psikologis bagi anak-anak yang menarik untuk dibahas yaitu kegiatan menggambar hal-hal yang kurang disukai dan disukai oleh anak-anak.

“Tujuan dari kegiatan menggambar ini adalah untuk memberikan psikoedukasi mengenai berbagai emosi negatif dan positif yang dapat dirasakan oleh anak-anak,” jelas Anggota Tim Psikososial Untar, Untung Subroto, dalam keterangannya, kamis (22/12).

Dosen Psikologi Untar tersebut menyebut, media menggambar digunakan karena tidak semua anak-anak dapat menceritakan permasalahan ataupun ketakutan mereka dengan kata-kata, sehingga anak-anak dimintai untuk mengekspresikan permasalahan ataupun ketakutannya melalui gambar.

Alat-alat yang digunakan juga sederhana, seperti kertas A4, pensil warna, dan crayon. Selanjutnya anak-anak akan dimintai untuk melipat kertas menjadi 2 bagian yaitu kiri dan kanan. Bagian kiri akan dimintai anak-anak untuk menggambarkan hal-hal yang menurut mereka kurang menyenangkan.

Setelah selesai menggambarkan hal-hal yang kurang menyenangkan bagi mereka, selanjutnya diberikan psikoedukasi bahwa perasaan takut yang mereka rasakan merupakan perasaan yang wajar ketika sedang mengalami bencana alam.

“Rasa takut juga merupakan salah satu perasaan yang membuat diri kita untuk lebih berhati-hati, tetapi yang perlu diingatkan bagi anak-anak adalah sekarang diri mereka sudah berada di tempat yang aman. Lalu, bagian kanan akan dimintai anak-anak untuk menggambarkan hal-hal yang menyenangkan bagi mereka,” jelasnya.

Setelah selesai melakukan kegiatan menggambar, terlihat bahwa ternyata anak-anak memiliki ketakutan terhadap bencana alam gempa bumi. Selanjutnya anak-anak diberikan psikoedukasi bahwa selain mereka dapat merasakan perasaan takut atau emosi negatif, ada juga emosi positif yang dapat dibuat oleh diri mereka sendiri.

Berdasarkan gambaran, anak-anak penyintas gempa bumi Cianjur menghasilkan bahwa mereka dapat mengenal emosi takut dan senang. Anak-anak yang dapat mengenal emosi takutnya merupakan hal yang baik. Ditambah lagi bahwa anak-anak penyintas gempa bumi Cianjur juga mengetahui dan mengenal emosi senang yang mereka alami.

“Artinya, anak-anak penyintas gempa bumi Cianjur dapat meluapkan emosi mereka dengan cara yang positif,” bebernya.

Sebelumnya, Untar mengirim tim psikososial yang terdiri dari 2 dosen beserta 5 mahasiswa Fakultas Psikologi. Bantuan psikologis dan psikososial juga dilakukan dengan dana hibah dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek). Tim terdiri atas Untung Subroto selaku Dosen. Serta didampingi Mahasiswa Untar yakni Frida Condinata, Endriansah Jayanto, dan Hanny Lyana.

 

741