Home Ekonomi Pengamat Trasportasi Nilai Pemberian Subsidi Motor Listrik Bagi Ojol Tak Tepat

Pengamat Trasportasi Nilai Pemberian Subsidi Motor Listrik Bagi Ojol Tak Tepat

Semarang, Gatra.com - Pengamat transportasi Unika Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno menilai rencana pemerintah untuk memberikan subsidi pembelian kendaraan listrik bagi ojek online (Ojol) tidak tepat. Karena menurutnya, kebijakan pemerintah itu malah bisa menimbulkan masalah baru seperti kemacetan dan kecelakaan lalu lintas.

“Ada baiknya kebijakan tersebut ditinjau ulang disesuaikan dengan kebutuhan dan visi ke depan transportasi Indonesia,” katanya dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis (29/12).

Pernyataan Djoko itu menanggapi rencana pemerintah memberikan subisidi untuk pembeli mobil listrik sekitar Rp80 juta dan pembeli mobil listrik hibrid sekitar Rp 40 juta. Pembeli motor listrik juga akan mendapat insentif Rp 8 juta. Adapun konversi motor konvensional menjadi motor listrik mendapat insentif Rp5 juta.

Lebih lanjut Djoko menyatakan, rencana pemerintah memberikan subsidi untuk sepeda motor listrik yang digunakan oleh angkutan ojek online (Ojol) tidak memiliki pijakan dalam ekosistem transportasi di Indonesia. Sebab sepeda motor tidak menjadi bagian dari angkutan umum, tapi lebih pada angkutan untuk lingkungan dan pribadi .

Terlebih lagi jika dikaitkan dengan isu konversi energi akibat tingginya konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dan subsidi yang berpotensi terus membengkak.

“Angkutan Ojol terutama sepeda motor yang akan menjadi sasaran subsidi jika beralih ke kendaraan listrik tidak tepat, karena yang membutuhkan subsidi adalah angkutan umum perkotaan yang berbasis bus atau rel,” ujar dosen Teknik Sipil Unika Soegijapranata ini.

Bila kebijakan itu tetap diberlakukan, lanjut Djoko, maka harapan agar masyarakat meninggalkan kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik diperkirakan tak akan terjadi.

Sebaliknya insentif tersebut hanya menambah jumlah kendaraan di jalan dengan kendaraan listrik, sehingga kemacetan diperkirakan semakin parah.

“Lebih tepat bila insentif kendaraan listri itu diberikan ke kendaraan umum seperti pembelian bus listrik sehingga kemacetan, polusi, dan kecelakaan akan teratasi sekaligus,’ ujarnya.

Djoko menambahkan saat ini Indonesia sedang mengalami krisis transportasi umum, karena sudah banyak transportasi umum yang tidak beroperasi di banyak daerah. ”Bus listrik sudah bisa dibuat dalam negeri oleh PT Inka telah digunakan pada G20 di Bali lalu dapat diproduksi lagi untuk menambah jumlah kota membenahi transportasi umum perkotaan,” kata Djoko. 

188