Home Politik Beberkan Kriteria Capres, Sekjen PDIP: Segera Diumumkan 2023

Beberkan Kriteria Capres, Sekjen PDIP: Segera Diumumkan 2023

Jakarta, Gatra.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto membeberkan kriteria calon presiden (Capres) internal dari partainya.

"Calon itu yang diputuskan tentu saja yang mampu melanjutkan napas kepemimpinan dan perjuangan Bung Karno, Ibu Mega, dan Pak Jokowi," tegas Hasto dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (30/12).

Selain itu, kata Hasto, capres dari PDIP harus merupakan calon yang sudah matang untuk menjadi pemimpin kuat dalam memikul tanggung jawab dan masa depan negara Indonesia.

Hasto membocorkan bahwa PDIP akan segera mengumumkan capres internalnya pada 2023 mendatang. Namun ia tak menjelaskan secara gamblang apakah deklarasi capres itu akan dilakukan saat PDIP menggelar peringatan HUT partai yang ke-50 pada 10 Januari 2023 mendatang atau tidak.

"Ibu Mega telah memutuskan rencana untuk mengumumkan calon presiden dari PDI Perjuangan pada tahun 2023. Jadi itu bocoran yang saya sampaikan," kata Hasto.

Sementara soal koalisi, hingga detik ini PDIP masih menjadi salah satu partai yang belum menentukan arah. Beberapa partai digosipkan akan segera mendekat ke PDIP, termasuk salah satunya Partai Gerindra. Namun, komunikasi antar kedua partai belum intens mengarah ke soal koalisi.

Menanggapi hal itu, Hasto menyebut bahwa koalisi PDIP tidak perlu dikhawatirkan. Koalisi atau kerja sama politik telah menjadi napas ideologi PDIP.

"Karena kita ini spiritnya gotong royong," katanya.

Hasto berkaca pada masa pemerintahan Megawati di tahun 2004 lalu. Waktu itu, terbangun koalisi yang solid. Bahkan, kabinet di bawah kepemimpinan Megawati kala itu disebut sebagai The Dream Team.

Hasto menyebut hal serupa juga terjadi di masa kepemimpinan Presiden Jokowi. Ia menyebut yang menjadi dasar koalisi di bawah Jokowi adalah etika politik, kerja sama yang saling menghormati, dan tidak main-main di belakang.

"Jadi kita akan lakukan kerja sama itu. Komunikasi politik terus menerus dilakukan untuk membangun kerja sama politik yang sehat, yang senapas dengan kehendak rakyat," ujar Hasto.

82