Home Ekonomi Defisit APBN 2022 Capai Rp464,3 Triliun, Baik atau Buruk?

Defisit APBN 2022 Capai Rp464,3 Triliun, Baik atau Buruk?

Jakarta, Gatra.com - Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun 2022 mengalami defisit sebesar Rp464,3 triliun. Adapun sebelumnya dalam Perpres Nomor 98 Tahun 2022, pemerintah menargetkan defisit APBN 2022 sebesar Rp840,2 triliun.

"Defisit tahun 2022 ditutup dengan Rp464,3 triliun. Ini jauh lebih rendah (dari target Perpres 98/2022). Ini hampir separunya sendiri," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBNKita secara virtual, Selasa (3/2).

Sri Mulyani berujar, defisit APBN 2022 hanya menyumbang sebesar 2,38% terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka itu lebih rendah dari target defisit 4,5%. Hal itu, dianggap pemerintah sebagai sebuah prestasi dalam pengelolaan fiskal APBN 2022.

"Kita berakhir dengan defisit yang sangat jauh lebih kecil, ini sudah di bawah 3% seperti selama ini yang kita sampaikan," ucapnya.

Menurutnya, kinerja APBN RI sudah bersiap untuk mengalami penyehatan dan pemulihan. Dibandingkan tahun 2021, defisit APBN mencapai Rp775,1 triliun. Dengan begitu, kata Sri Mulyani defisit APBN 2022 sebesar Rp464,3 triliun sudah terkontraksi sebesar 40% dibandingkan realisasi defisit tahun 2021.

"Ini yang menunjukkan konsolidasi fiskal yang sangat kredibel dan kuat," katanya.

Ia mengatakan, pemerintah RI mampu mengelola APBN secara tepat dalam menghadapi guncangan dan tantangan global.Terutama dalam pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 silam.

"Kita tetap mengawal pemulihan ekonomi dan masyarakat tahun 2021 dan 2022 tanpa membahayakan APBN kita sendiri," imbuhnya.

Sebagai informasi, defisit APBN 2022 sebesar RP464,3 triliun diiringi dengan peningkatan pendapatan negara yang melampaui target. Adapun pendapatan negara sepanjang 2022 tercatat mencapai Rp2.626,4 triliun atau tumbuh 30% terhadap target pendapatan negara dalam Perpres 98 tahun 2022 sebesar Rp2.266,2 triliun. Capaian itu didorong oleh harga sejumlah komoditas yang relatif masih tinggi di tahun 2022.

167