Home Nasional Skenario Pilpres 2024, Siapa pun Lawan Prabowo, Jadi Presiden

Skenario Pilpres 2024, Siapa pun Lawan Prabowo, Jadi Presiden

Jakarta, Gatra.com- Menjelang pemilihan umum (pemilu) 2024, tahun 2023 ini akan menjadi tahun politik. Peneliti sekaligus Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Ari Nurcahyo menyatakan bahwa tahun ini, kandidasi pencalonan presiden akan semakin terkonsolidasi.

"Di 2023, kandidasi pencalonan presiden akan semakin terkonsolidasi. Apakah politik berjalan linier atau non linier? Kalau linier, calon presiden (capres) papan atas yang di hasil survei akan masuk kandidasi.

Kalau non linier, capres non-papan atas yang akan masuk," terangnya dalam diskusi yang digelar PARA Syndicate secara hybrid, Rabu (4/1).

Ia menyebutkan bahwa berdasarkan hasil survei, akan terjadi empat skenario pemenang pemilu yang mungkin terjadi. Hal ini didasarkan pada adanya tiga nama calon yang kerap menjadi top of mind di masyarakat sebagai capres papan atas, yakni Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, serta Prabowo Subianto.

"Skenario pertama, Anies maju dan Ganjar tidak maju, maka terjadi pertarungan antara Anies vs Prabowo, sehingga prediksi saya Anies presiden. Kedua, kalau Ganjar maju dan Anies tidak maju, pertarungan antara Ganjar vs Prabowo, maka Ganjar jadi presiden," terangnya.

Ia melanjutkan bahwa dalam skenario ketiga, ketika Ganjar, Anies, dan Prabowo semuanya maju, maka pilpres akan terjadi dalam dua putaran. Ia memprediksi bahwa Ganjar yang akan keluar sebagai pemenang. Sementara, dalam skenario terakhir saat Ganjar dan Anies sama-sama tidak maju, maka peluangnya bisa antara Prabowo atau Puan Maharani, tergantung siapa poros ketiga yang menjadi pasangannya yang diusung oleh parpol.

Untuk itu, ia menilai bahwa pendeklarasian capres oleh PDIP menjadi yang ditunggu di tahun ini. Ari memprediksi bahwa pengumumannya akan dilakukan antara bulan ini atau pada bulan Juni mendatang.

"Saya membacanya opsinya dua, pertama tanggal 10 Januari, momentum 50 tahun PDIP. Kedua, Juni 2023 sebelum pendaftaran capres dan bulan Bung Karno, bulan yang dinarasikan politik oleh PDIP," jelasnya.

Sementara, ia menilai bahwa Partai Nasdem sedang berada dalam ancaman tanpa teman koalisi jika sampai Maret 2023 belum terbentuk koalisi pasangan capres dan cawapresnya. Menurutnya, hal ini linier dengan isu reshuffle kabinet yang mungkin terjadi di bulan-bulan itu.

"Dimungkinkan Partai Nasdem dalam ancaman tanpa koalisi atau artinya, Anies gagal nyapres," ucapnya.

Lebih lanjut, Ari mengatakan bahwa saat ini, situasi partai lain sedang saling menunggu keputusan siapa capres yang dideklarasikan berikutnya. Sebab, peluang koalisi masih terbuka lebar bagi seluruh partai peserta Pemilu 2024 mendatang.

950