Home Ekonomi Jelang Rilis Data Permintaan Global, Harga Minyak Dunia Diprediksi Turun

Jelang Rilis Data Permintaan Global, Harga Minyak Dunia Diprediksi Turun

Jakarta, Gatra.com - Menjelang rilis analisis permintaan global terbaru dari organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) dan badan energi internasional (IAE), harga minyak dunia pada perdagangan hari ini diperkirakan turun di rentang US$78,10-US$81,74 per barel.

Direktur Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan laporan OPEC dan IAE penting karena mengungkap tren pasar minyak dalam permintaan global. Hal itu seiring dengan potensi lonjakan permintaan minyak dari China.

"Harga minyak turun pada hari Senin, berkonsolidasi setelah kenaikan kuat minggu lalu menjelang rilis perkiraan permintaan dari OPEC dan IEA, serta banjir data ekonomi berpotensi berpengaruh pada minggu ini," kata Ibrahim dalam keterangannya, dikutip Selasa (17/1).

Baca Juga: Jumlah Penduduk Miskin RI Naik Lagi, Tembus 26,36 Juta Orang

Analis Orbi Trade Berjangka, Vandy Cahyadi mengatakan pembukaan pembatasan Covid-19 di Negeri Tirai Bambu membuat pasar semakin optimis dengan permintaan China. Menurutnya dalam waktu dekat pasar minyak bakal tetap dipasok dengan cukup baik.

“Kami melihat kenaikan lebih lanjut dari 2023 di US87.50 per barel, karena pasar semakin ketat," kata Vandy.

Vandy memaparkan, sejumlah bukti pasokan yang melimpah ini berasal dari data yang menunjukkan ekspor minyak Iran mencapai level tertinggi dalam dua bulan terakhir. Meskipun diketahui ada sanksi AS atas pengiriman yang lebih tinggi ke China dan Venezuela.

Baca Juga: RI Surplus Neraca Perdagangan, Rupiah Perkasa di Level Rp15.045

Adapun Vandy menyebut data konsultan energi SVB International menunjukkan ekspor minyak mentah Iran pada Desember rata-rata 1,137 juta barel per hari. Angka itu naik 42.000 barel per hari dari November 2022 dan menjadi angka tertinggi 2022.

Namun, lanjut Vandy, pasokan minyak dapat dipengaruhi oleh berita bahwa Turki menutup Selat Bosphorus yang vital untuk pengiriman setelah sebuah kapal terjepit di tepi jalur air yang menghubungkan Laut Hitam ke pasar global.

"Insiden seperti itu di Bosphorus biasanya diselesaikan dalam beberapa jam, tetapi masalah yang berkepanjangan dapat mencegah kapal tanker minyak yang berlayar dari Rusia melewati selat tersebut," ucapnya.

Lebih lanjut, ia menyebut pelemahan Dolar AS membuat komoditas, termasuk minyak, yang didenominasi dalam Dolar menjadi lebih murah bagi pembeli asing.

51