Home Ekonomi Naik 225 BPS Sejak Agustus 2022, BI Bakal Hentikan Naikkan Suku Bunga?

Naik 225 BPS Sejak Agustus 2022, BI Bakal Hentikan Naikkan Suku Bunga?

Jakarta, Gatra.com - Bank Indonesia (BI) resmi menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 5,75%, hari ini Kamis (19/1). Gubernur BI, Perry Warjiyo menilai kenaikan suku bunga tersebut telah memadai untuk merealisasikan target inflasi di masa depan.

Diketahui, melalui kenaikan suku bunga acuan menjadi 5,75% kali ini BI membidik inflasi inti tetap berada di kisaran (+/-) 3% pada semester I tahun 2023 dan inflasi harga konsumen (IHK) kembali (+/-) 3 persen pada semester II 2023.

Sebelumnya BI telah menaikkan suku bunga acuan 50 bps selama tiga bulan berturut-turut sejak September 2022 hingga November 2022, membuat inflasi Desember 2022 lalu tercatat 3,36% secara tahunan (yoy) lebih rendah dibandingkan perkiraan BI sebesar 4,61% (yoy). 

Baca Juga: Resmi, BI Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin Jadi 5,75%

Dengan demikian, secara kumulatif BI telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 225 bps sejak Agustus 2022 lalu.

"Sebagai dasar pertimbangan tadi, kami mengatakan bahwa kenaikan yang 25 bps ini kenaikan secara terukur dan kami tadi menambahkan kata-kata dengan kenaikan 225 bps secara kumulatif sejak Agustus (2022) sampai Januari (2023) ini BI menilai kenaikan ini memadai," ujar Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI, di Jakarta, Kamis (19/1).

Dengan, kata-kata "memadai" yang Perry maksud, memungkinkan BI akan berhenti menaikkan suku bunga acuan lagi di waktu mendatang. Hal itu terjadi bilamana tidak ada kabar luar biasa yang tidak bisa diprediksi mengguncang perekonomian global.

Bahkan, hal itu dikuatkan dengan prediksi Perry bahwa dengan suku bunga acuan 5,75% ini mampu membuat inflasi inti semester I tahun 2023 tidak akan lebih dari 3,75% dan IHK kembali di bawah 4 %.

Baca Juga: BI Naikkan Suku Bunga untuk Hadapi Situasi Ekonomi Global

 

"Kata-kata memadai tadi berarti berdasarkan semua informasi yang kami kumpulkan untuk sekarang maupun sebagai dasar proyeksi ke depan baik di global maupun domestik. Dengan demikian kalau tidak ada suatu informasi yang extraordinary yang diluar perkiraan, itu sudah bisa menjawab (berhenti menaikkan suku bunga)," imbuhnya.

90