Home Teknologi Upaya Membangkitkan Kembali Burung Dodo dari Kepunahan di Abad 17 Lalu

Upaya Membangkitkan Kembali Burung Dodo dari Kepunahan di Abad 17 Lalu

Jakarta, Gatra.com- Burung dodo atau dikenal dengan Raphus cucullatus merupakan spesies asli Pulau Mauritius. Meski bersaudara dengan merpati, burung dodo berukuran jauh lebih besar. Hewan ini memiliki berat 23 kg dan tinggi 23 cm.

Burung aneh yang tidak bisa terbang ini hidup di pulau Mauritius di Samudra Hindia hingga akhir abad ke-17. Burung dodo memiliki karakteristik unik,seperti paruh berwarna hitam dengan garis kemerahan, sayap kecil, kaki berwarna kuning, dan bulu keriting yang naik di ujung belakangnya.

Beberapa sumber menyebutkan kepunahan burung dodo disebabkan oleh pelaut-pelaut Eropa yang singgah di Kepulauan Mauritius dan membutuhkan makanan untuk bertahan hidup. Pada akhirnya para pelaut memburu hewan tersebut.

Kini, tim ilmuwan ingin menghidupkan kembali burung dodo dengan menggabungkan pengurutan DNA purba, teknologi penyuntingan gen, dan biologi sintetik.

Beth Shapiro, seorang profesor ekologi dan biologi evolusioner di University of California, Santa Cruz mengatakan rencana membangkitkan hewan punah ini merupakan langkah berani. Ia telah menyelesaikan langkah awal yang menjadi kunci pertama dalam proyek tersebut. Caranya dengan mengurutkan genom Dodo dari DNA purba – berdasarkan materi genetik yang diekstraksi dari sisa-sisa burung dodo di Denmark.

"Langkah selanjutnya adalah membandingkan informasi genetik dengan kerabat burung terdekat dodo dalam keluarga merpati — merpati Nicobar yang masih hidup, dan solitaire Rodrigues yang telah punah. Merpati raksasa yang tidak bisa terbang yang pernah hidup di sebuah pulau dekat Mauritius. Ini adalah proses yang memungkinkan mereka mempersempit mutasi dalam genom yang "membuat dodo menjadi dodo," kata Saphiro, dilansir dari CNN.com.

Dalam proses menghidupkan kembali burung dodo tentunya memiliki tantangan yang tidak mudah. Langkah yang perlu dilakukan selanjutnya yakni, memprogram sel dari kerabat dodo yang masih hidup dengan DNA burung yang hilang.

Baca Juga: Siap-siap Fenomena Komet Hijau Langka Akan Terlihat di Bumi

Shapiro berharap dapat mengadaptasi teknik yang sudah ada dengan melibatkan sel germinal primordial, prekursor embrio sperma dan telur, yang telah digunakan untuk membuat ayam dari bebek.

"Pendekatan tersebut melibatkan pengambilan sel permata primordial dari telur, membudidayakannya di laboratorium dan mengedit sel dengan sifat genetik yang diinginkan sebelum menyuntikkannya kembali ke telur pada tahap perkembangan yang sama," jelasnya.

Bahkan jika dalam prosesnya tim berhasil menempuh upaya dengan risiko tinggi ini, lanjut Saphiro, mereka tidak akan membuat salinan karbon dari dodo yang hidup empat abad lalu, melainkan bentuk hibrida yang telah diubah.

Disamping itu penyempurnaan alat biologi sintetik ini akan berimplikasi lebih luas pada konservasi burung. Teknik tersebut memungkinkan para ilmuwan untuk memindahkan ciri-ciri genetik tertentu di antara spesies burung untuk membantu melindungi mereka saat habitat menyusut dan iklim menghangat.

Teknologi ini pernah dilakukan pada ayam. Hasilnya pun luar biasa. Shapiro berujar untuk membuat teknologi ini bekerja dengan baik dapat dilakukan pada burung dengan memiliki karakteristik yang berbeda. Tentunya teknologi yang dipakai ini akan sangat berdampak bagi konservasi burung.

“Jika kami menemukan bahwa ada sesuatu yang memberikan kekebalan terhadap penyakit yang menyerang populasi, dan Anda tahu apa perubahan genetik yang mendasari kekebalan itu atau kemampuan untuk melawan penyakit itu — mungkin kita dapat menggunakan alat ini untuk mentransfernya bahkan antara jarak dekat. spesies terkait, ”ucapnya.

1303