Home Kesehatan Hari Kanker Sedunia, CISC Dorong Penyitas Kanker Aktif Bersuara

Hari Kanker Sedunia, CISC Dorong Penyitas Kanker Aktif Bersuara

Jakarta, Gatra.com - World Cancer Day atau Hari Kanker Sedunia diperingati pada tanggal 4 Februari setiap tahunnya. Adanya peringatan hari tersebut diinisiasi oleh Union for International Cancer Control (UICC) dengan tujuan meningkatkan kesadaran, pendidikan, dan tindakan terkait kanker di seluruh dunia.

“Hari ini adalah hari yang patut kita syukuri karena sejak 2008 Good Cancer Day berhasil menggaungkan agar 4 Februari bisa menjadi Hari Kanker Sedunia. Ini perjuangan yang luar biasa dar UICC,” ujar Ketua Umum Cancer Information and Support Center (CISC), Aryanthi Baramuli Putri dalam acara talkshow Hari Kanker Sedunia di Jakarta, Sabtu (4/2).

Aryanthi menjelaskan bahwa CISC merupakan komunitas kanker yang berpusat di Jakarta dan berdiri sejak tahun 2003. Pada tahun 2018, CISC juga resmi diterima sebagai anggota UICC.

Aryanthi menuturkan bahwa pada tahun ini, Hari Kanker Sedunia mengangkat tema 'Close the Care Gap' atau yang artinya 'Mengakhiri Kesenjangan Perawatan'. Adapun dalam rangka memperingati hari tersebut, CISC menggelar acara talkshow bertemakan 'Patient’s Voice: The Heart of Cancer Control'.

Aryanthi menekankan bahwa setiap penyintas kanker harus berani terbuka untuk bersuara. “CISC mendorong pasien untuk bersuara. Pertama ke keluarganya, kedua ke dokter. Sampaikan apa yang kita rasakan. Dengan informasi-informasi akan menjadi sangat berharga,” jelasnya.

Di samping menyuarakan kondisinya, Aryanthi melanjutkan, para penyintas juga harus aktif bersuara setiap ada pendataan para pasien kanker dan penelitian kanker yang tengah dilakukan para dokter.

“Kita membuat data bukan hanya untuk diri kita sendiri. Para ahli akan mengolah data tersebut. Mungkin hasilnya belum tentu buat kita, tapi nanti bisa untuk saudara-saudara kita,” ujarnya.

Lebih jauh, papar Aryanthi, bukti penelitian terkait kanker tersebut juga nantinya dapat dibawa kepada pemerintah untuk dijadikan sebagai bahan dalam membuat kebijakan.

“Kita memang tidak bisa berbicara soal medis, tapi kita bisa menyuarakan pengalaman kita dan apa yang terjadi di lapangan,” tegasnya.

Sebagai informasi, merujuk data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI, prevalensi tumor/kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018.

Sementara merujuk data Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO), total kasus kanker di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 kasus dan total kematian sebesar 234.511 kasus.

520