Home Ekonomi Hunian Impian Rakyat, BTN Wujudkan Cita-Cita Founding Father

Hunian Impian Rakyat, BTN Wujudkan Cita-Cita Founding Father

Padang, Gatra.com -  Siapa yang tak ingin bahagia? Memiliki hunian yang tak hanya untuk berteduh, tapi juga membangun nawasena dengan segala canda-tawa di dalamnya. Terlebih menghadapi hiruk-pikuk pesatnya perkembangan zaman saat ini.

Dalam mewujudkan kebahagiaan itu, Pemerintah Indonesia telah mencanangkan Program Satu Juta Rumah (PSR) melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sejak 2015 lalu oleh Presiden Joko Widodo. Tujuannya, untuk percepatan penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat sesuai cita-cita founding father

Baca juga: SMF dan Pemda Jatim Sinergi Bangun Hunian Layak Terjangkau Bagi MBR

Erlina (39 tahun) contohnya. Ibu rumah tangga (IRT) asal Kota Padang, Sumatera Barat ini sudah sejak 15 tahun lalu bermimpi bisa memiliki rumah sendiri. Impian ibu dua orang anak ini sempat terkubur bertahun-tahun, lantaran tak punya tabungan yang cukup dan penghasilan hanya bisa untuk bertahan hidup.

Kini, dengan adanya PSR dari pemerintah, Erlina bisa bernafas lega. Senyumnya kembali sumringah, sebab satu impiannya mulai terwujud. Dia tak pernah menyangka bisa memiliki istana sendiri. Sebelumnya dia bahkan sempat putus asa karena tak bisa membeli rumah senilai Rp155 juta tersebut.

"Alhamdulillah, sangat bersyukur. Akhirnya bisa punya rumah sendiri," ucap Erlina dengan sumringah menyambut kedatangan Gatra.com di teras rumahnya, pada Selasa, (6/2) pagi menjelang siang.

Dari penuturannya, tak mudah baginya untuk bisa meraih rumah impian. Terlebih dia hanya tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA), dan tergolong Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Lagi pula, sudah memiliki dua orang anak masih belia yang mesti diberi gizi yang cukup.

Kadang, ada perasaan dilema. Ingin fokus menabung untuk membeli rumah, tapi harus menunggu bertahun-tahun, dan takut gizi anak terabaikan. Namun di sisi lain, jika tak membeli rumah takut kedua anaknya tak bisa tumbuh karena hunian kontrakan yang kurang layak.

"Akhirnya sama-sama bekerja keras. Suami melaut sebagai ABK di Mentawai, saya jualan gorengan di rumah. Alhamdulillah, usaha tak sia-sia," tuturnya dengan rasa syukur, karena kini telah punya hunian yang tak terlalu jauh dari pusat kota.

Erlina (39) tengah menjual gorengan di teras rumah KPR bersubsidi melalui BTN di Palapa Saiyo 5 Padang Pariaman. (GATRA/Wahyu Saputra)

Awalnya, dia sempat merantau ke Kota Batam, Kepulauan Riau beberapa tahun untuk mencari peruntungan. Kendati tak mendapat kehidupan yang mentereng, namun di kota Bandar Dunia Madani inilah ia bertemu sosok pria asal Padang Pariaman, Indra Gani (39) yang kini jadi pendamping hidupnya.

Seperti kata pujangga, biar pun asam di gunung dan garam di lautan, jika memang sudah ditakdirkan Tuhan bakal bertemu di belanga juga. "Karena waktu itu tekad kita sudah bulat, akhirnya pulang kampung 2010 untuk menikah," ujarnya.

Tak patah arang. Setelah menikah, kedua sejoli ini akhirnya memutuskan kembali ke Kepulauan Batam dengan membawa harapan yang sama. Tak lain, untuk bisa memulai hidup lebih baik. Dari sinilah niat punya rumah impian dimulai dan terus terngiang dalam setiap tidurnya.

Sayangnya, lanjut Erlina, keberuntungan belum juga berpihak. Terlebih dia dan suami sama-sama hanya tamatan SMA, yang tentu hanya bisa bekerja dengan profesi cukup terbatas. Akibat penghasilan tak menentu, akhirnya keduanya memutuskan pulang ke kampung halaman.

Baca juga: OJK dan Bank BTN Raih Penghargaan Gatra Awards 2022 Bidang Keuangan dan Pembiayaan

Setelah setahun di kampung, akhirnya sang suami yakni Indra Gani mendapat tawaran bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) tengker ke Kepulauan Mentawai. Mau tak mau, Erlina sering ditinggal suami untuk melaut ke Pulau Sikerei tersebut, dan pulang sekali seminggu saja.

"Sejak di Batam ingin punya rumah, karena di sana dulu juga ngontrak. Akhirnya setelah anak pertama tamat TK, pulang kampung, dan ngontrak rumah lagi dengan biaya Rp3 juta per tahun," ujar Erlina yang tengah ditinggal suami melaut ini.

Untuk bertahan hidup sebelum suami pulang melaut, dia terpaksa menjual gorengan di rumah dan dititipkan ke sekolah-sekolah. Kendati penghasilan pas-pasan, tekad untuk bisa memiliki rumah impian terus terngiang demi masa depan kedua anaknya yang masih kecil, yakni Hamdan (12 tahun) dan Hidan (4 tahun).

"Penghasilan suami berkisar Rp3 juta per bulan. Kalau hasil jualan saya cuma Rp150 ribu kotor per harinya. Jadi untuk membayar cicilan bisa, meski harus berhemat. Cuma uang muka (DP) gak punya," selorohnya.

 Semangat Etos Kerja
Perlu komitmen bersama untuk mewujudkan Program Sejuta Rumah (PSR), terutama hunian untuk MBR. Bukan hanya dari pemerintah, masyarakat juga mesti membuktikan punya etos kerja yang kuat agar membeli rumah bukan sekadar angan-angan.

Hal itu dibuktikan Erlina. Dia berkomitmen ikut julo-julo (arisan) Rp200 ribu per bulan. Bermodalkan uang yang dibawa suami ketika pulang melaut, dan hasil jualan gorengan. Tak tanggung-tanggung, dia memasang julo-julo tiga lot meski harus sangat berhemat dalam kebutuhan sehari-hari.

"Mau tak mau, harus berhemat. Waktu itu kita menerima uang julo-julo Rp6 juta. Akhirnya diskusi sama suami untuk modal membeli rumah. Kalau gak, uang ini bakal habis untuk bayar kontrakan," jelasnya.

Dengan tekad yang bulat, Erlina dan suami mencari informasi rumah hunian. Terutama rumah sistem Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan DP rendah dan angsuran juga ringan. Tak hanya ulet bertanya, tapi juga belajar dari informasi di internet, seperti website Bank Tabungan Negara (BTN), dan sejumlah pemberitaan, agar tak terbeli kucing dalam karung.

Beruntung, seperti kata pepatah orang dahulu; malu bertanya sesat di jalan, mau bertanya diberikan jalan. Akhirnya Herlina dan suami bertemu dengan developer di perumahan Palapa Saiyo 5 Padang Pariaman. Dari sinilah mereka menentukan hunian untuk menghabiskan hari tua nantinya.

Pengakuannya, awalnya Erlina dan suami diberikan beberapa pilihan perbankan untuk KPR bersubsidi dari pemerintah tersebut. Setelah berbagai pertimbangan, dan penjelasan dari pihak developer, serta berbagai informasi yang digali dari internet, akhirnya pilihan jatuh pada Bank BTN.

"Kita milih Bank BTN. Sebenarnya DP Rp12 jutaan, tapi karena ada subsidi dari pemerintah Rp4 juta, makanya kita cuma bayar Rp8 jutaan. Uang julo-julo ada Rp6 juta, jadi cuma nambah Rp2 juta. Alhamdulillah," tuturnya .

Menurut Erlina, ada beberapa hal yang membuatnya dan suami jatuh hati pada BTN. Salah satunya, karena prosesnya mudah dan lebih cepat. Pasalnya, waktu yang dibutuhkan hanya paling lama dua minggu, semuanya disetujui dan akad.

Kemudian, rumah yang ditawarkan BTN sudah dibangun dan siap dihuni, sehingga tidak ada keraguan uang DP bakal hilang begitu saja tanpa kepastian rumah. Selain itu, angsuran yang diberikan flat selama 15 tahun, bahkan setelah 5 tahun pembayaran bisa dibom (pembayaran ekstra).

"Angsuran rumah ini Rp1.144.000 per bulan selama 15 tahun flat. Ya, mana tahu nanti ada rezeki lebih diberi Tuhan, kitab bisa bayar ekstra agar cepat lunas," imbuhnya sambil melayani anak-anak membeli gorengan dagangannya.

Kendati masih ekstra berhemat dan bekerja keras, kini Erlina tak lagi takut bermimpi mengantarkan kesuksesan anaknya kelak. Setidaknya, sudah ada hunian yang nyaman dan aman dari BTN. Baginya, rumah tipe-36 yang memiliki dua kamar ini bukan hanya untuk berteduh, tetapi juga lingkungan tempat anaknya tumbuh lebih bahagia.

Betapa tidak, lokasi perumahan yang dibelinya melalui BTN ini cukup strategis. Tepatnya, di perumahan Palapa Saiyo 5, Kelurahan Batang Anai, Kecamatan Sungai Buluah Selatan, Padang Pariaman. Hanya butuh waktu sekitar 30 menit dari pusat Kota Padang. Lokasinya juga asri, dan masih jauh dari kebisingan.

Selain itu, kompleks perumahan Palapa Saiyo 5 ini jalannya lebar, serta bebas dari banjir. Bukan hanya itu, perumahan yang telah dihuninya sejak 2 tahun belakangan ini, dekat dengan Asrama Haji Sumbar, pusat perbelanjaan, SPBU, dan mudah diakses transportasi, karena hanya beberapa meter dari Jalan Lintas Padang-Bukittinggi.

"Sudah ada listrik 900 watt, dan air PDAM langsung. Suatu saat pembeli gorengan bisa tambah ramai, ada calon jemaah haji, dan kabarnya dari kompleks ini bisa tembus ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM)," terangnya.

Baca juga: Rajawali Nusindo Bangun Gudang Baru di Cikarang, Untuk Apa?

Kemudahan memiliki rumah impian yang diingini banyak orang ini, juga disampaikan Jini (32), seorang marketing developer perumahan PT Bina Maint di Palapa Saiyo 5, Padang Pariaman. Dia pula yang telah menawarkan pilihan agar Erlina dan Indra Gani bisa cepat memiliki rumah pada Desember 2020 silam.

"Kita menawarkan dengan segala kemudahan, karena di BTN biaya administrasi rendah, dan tidak ada Hak Tanggung (HT). Setelah setuju, baru kami survei ke tempat kerja. Setelah semua syarat disetujui, baru akad," jelas Jini saat ditemui di kantornya.

Dia menyebut, dari puluhan rumah KPR yang ada di Palapa Saiyo 5 Padang Pariaman, sebanyak 39 unitnya dibeli masyarakat melalui Bank BTN. Rentang usia yang membeli rumah ini tergolong milenial, berkisar usia 20 tahun hingga 40 tahun.

Antusiasme peminat rumah KPR ini, menurutnya karena memiliki hunian saat ini sudah menjadi keharusan. Jika tidak dengan skema KPR memiliki rumah sulit bisa diwujudkan. Sebab, bakal merogoh kocek jumlah besar sekaligus. Terlebih bagi yang penghasilannya pas-pasan atau golongan MBR.

"Kalo bikin rumah sendiri, beli lahannya dulu, alat bangunan, dan upah tukang. Bakal butuh waktu lama. Kalau dengan KPR melalui BTN, rumah tipe-36 seharga Rp155 juta, bisa langsung dihuni dengan nyicil Rp1 jutaan per bulan, terangnya.

Wujud Amanat UUD 45

Program Sejuta Rumah yang dicanangkan Presiden Joko Widodo sejak 2015 lalu, ialah perwujudan mimpi besar founding father terdahulu. Hal itu juga sesuai amanat Pasal 28 Ayat 1 UUD 1945 yang menegaskan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

Jika menilik ke belakang, harapan besar itu juga pernah pernah terucap di bibir Wakil Presiden, Muhammad Hatta saat Kongres Perumahan Rakyat II di Jakarta, pada 4 Agustus 1952 silam. Kini perlahan terkabulkan. Jika komitmen itu masih kuat, bukan tidak mungkin hunian layak huni untuk masyarakat bakal terwujud seperti cita-cita awal pendiri bangsa ini.

Khusus di Sumbar, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, jumlah rumah tangga yang menepati rumah yang memenuhi syarat ketahanan bangunan atau layak huni, baru mencapai 97,83 persen. Rinciannya, 98.07 persen perkotaan dan 97,62 persen di pedesaan.

Berdasarkan data Housing and Real Estate Information System, pada tahun 2021 tercatat 12.715.297 warga Indonesia yang belum memiliki rumah. Dari jumlah itu, sebanyak 84 persen merupakan MBR. Salah satu upaya mewujudkannya, pemerintah mendorong sektor perbankan. Terutama BTN yang terus bertransformasi dan fokus pada perluasan bisnis berbasis ekosistem perumahan di Indonesia.

Dengan komitmen yang kuat dan beragam inovasi, Bank BTN terus mengebut penyaluran KPR FLPP sejak 2022 lalu. Sejalan dengan target pemerintah BTN dinilai telah mampu menjalani beragam transformasi dengan baik dan fokus pada perluasan bisnis berbasis ekosistem perumahan di Indonesia. Terutama mewujudkan cita-cita founding father yang silam.

"Alhamdulillah, saya dan istri kini telah punya rumah layak huni, kata Aditya Novela Putra (28) yang telah menempati rumah KPR di kompleks Palapa Saiyo 5, Padang Pariaman saat ditemui di rumahnya.

Solusi Perumahan Rakyat
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dinobatkan sebagai Best Asia's Transformation Bank Tahun 2022 di ajang Euromoney Awards of Excellence 2022 lalu. Hal ini juga bukti komitmen BTN sebagai motor terdepan untuk Program Sejuta Rumah yang dijalankan pemerintah.

Tak hanya itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir bahkan ikut memuji capaian kinerja keuangan BTN di 2022. Dana right issue Rp4,13 triliun yang diterima BTN, diharapkan bisa memperkokoh permodalan hingga melipatgandakan kemampuan pembiayaan perumahan rakyat.

"BTN makin sehat memiliki energy untuk terus ekspansi. Right issue ini bukti kepercayaan publik pada masa depan BTN, bahwa kualitas permodalaan BTN menjadi semakin tinggi karena tidak tergantung utang," ungkapnya 2022 lalu.

Dari catatan yang digali Gatra.com, dalam 5 tahun terakhir, BTN mampu menyalurkan kredit perumahan pada 800.000 unit propert. Tak tanggung-tanggung, suntikan dana segar right issue ini, BTN diyakini bisa membiayai hingga 1,31 juta unit rumah.

Baca juga: SMF Terbitkan Obligasi PUB VI Tahap III Tahun 2022 Sebesar Rp3 Triliun

Sementara Direktur Utama BTN, Haru Koesmahargyo menyampaikan, pihaknya terus focus menjalankan peran mendukung Program Sejuta Rumah. Hal ini sejalan dengan target BTN ingin meraih The Best Mortgage Bank in South Asias 2025 mendatang.

Dalam kurun waktu 46 tahun hingga 2022, KPR BTN telah menyalurkan 5 juta rumah bagi MBR. "Jumlah permintaan yang masuk juga sangat tinggi, sehingga right issue BTN ini bisa mengalami oversubscribed sekitar 1,6 kali," sebutnya.

Dari data Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera), BTN ialah perbankan terbanyak menyalurkan KPR bagi MBR dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun 2022, dengan angka 45,57 persen. Atas capaian itu, BTN menargetkan penyaluran KPR FLPP dan Taper 2023 sebanyak 182.250 unit. Nilainya Rp27,337 triliun dengan asumsi harga rumah Rp150 juta per unit.

Khusus di Sumbar, penjualan rumah dalam dua tahun terakhir juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2022 sebanyak 1.330 unit, lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2021 di angka 1.315 unit. Diperkirakan, di tahun 2023 juga bakal menyentuh 1.600 unit.

"Selama ini di Sumbar, 65 persen sektor formal dan 35 persen sector informal. Jumlahnya hamper merata setiap daerah. Paling banyak yang membeli usia milenial, berkisar 25-40 tahun," kata Branch Manager BTN Padang, Eryc Albert secara tertulis diterima Gatra.com, Selasa (7/2). 

Untuk mencapai target 2023, BTN terus memperkuat inovasi digitalisasi untuk membidik generasi milenial. Mulai dari BTN Mobile Banking, website www.btnproperti.co.id dan www.rumahmurahbtn.co.id, hingga aplikasi BTN Properti Mobile yang bisa diunduh di Play Store smartphone.

Tak hanya itu, untuk mewujudkan kaum milenial bisa memiliki rumah dengan mudah, BTN juga menghadirkan produk KPR BTN Gaess fo Millenial sejak 2020 lalu. Melalui fitur ini, kaum milenial bisa mendapatkan angsuran pembayaran yang lebih ringan dengan suku bunga kredit lebih kompetitif.

Baca juga: Sri Pertiwi Sejati Group Hadirkan CINITY di Timur Jakarta

Demi terjaminnya proses jual-beli, mitra developer perumahan yang ingin menjual rumah bersubsidi juga tercatat di aplikasi Sistem Informasi Kumpulan Pengembang (SiKumbang). Kemudian, bagi calon pembeli pun harus terdaftar dalam Sistem Informasi KPR Subsidi Perumahan (SiKasep), dengan mengisi biodata lengkap, seperti KTP, NPWP, serta slip gaji (penghasilan).

Dengan beragam kemudahan itu, kita terus berharap cita-cita pemimpin bangsa untuk menciptakan rumah layak huni untuk rakyat bisa terwujud 100 persen. Apalagi, dengan adanya beragam inovasi dan transformasi yang dilakukan BTN. Meskipun juga tak terlepas dari kolaborasi dengan semua pihak. Namun yang lebih penting, rumah rakyat benar-benar untuk rakyat sebagaimana amanat UUD 1945.

288