Home Teknologi Penggunaan Extended Reality dalam Pembuatan Film di Indonesia, Apa Bisa?

Penggunaan Extended Reality dalam Pembuatan Film di Indonesia, Apa Bisa?

Jakarta, Gatra.com - Perkembangan teknologi turut berpengaruh pada perkembangan industri kreatif, salah satunya perfilman. Sutradara sekaligus Chief Creative Officer DossGuava XR Studio, Upie Guava, mengatakan keberadaan teknologi Extended Reality (XR) memperbanyak variasi cara membuat film.

"Saya cukup senang dengan pencapaian saat ini. Film dikombinasikan dengan XR, dengan animasi. Saya cukup bahagia ekosistem shooting bisa berkembang," ujarnya di DossGuava XR Studio, Jakarta, Rabu (8/2).

Upie menjabarkan bahwa perkembangan XR sendiri dimulai sejak 2019 lalu. Teknologi XR merupakan gabungan dari Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), serta Mixed Reality (MR).

Baca Juga: Langka! Sanca Mutan Berkepala Dua Musuh Bebuyutan Batman, Mengapa Dieksekusi Mati?

Perkembangan XR ini tak lepas dari keberhasilan teknologi real time rendering, yang kerap digunakan dalam industri game. Adaptasi penggunaan teknologi itu kemudian turut diterapkan dalam industri perfilman.

"Populer sejak 2019 karena juga dipakai di series Star Wars (Megalorian). Shooting dilakukan di studio, background LED. Ini menekan waktu kerja dan cost," terang Upie.

Semasa pandemi Covid-19, keterbatasan ruang pertemuan turut mendorong teknologi ini berkembang pesat. Dengan pemanfaatan XR, pembuatan film akhirnya bisa kembali dilanjutkan tanpa perlu berpindah lokasi.

Baca Juga: Indeks Literasi Digital Alami Kenaikan, Sektor Keamanan Digital Masih Jadi PR

XR bukanlah software yang sama bagi seluruh pengguna, melainkan dikembangkan oleh masing-masing studio. Upie dan rekanannya telah mengembangkan teknologi ini sejak 2020 lalu. "Ini bukan software yang bisa dibeli. Kami pelan-pelan mengembangkan ini. Mudah-mudahan bisa menjadi solusi industri film," lanjutnya.

Karena itulah Upie hakulyakin XR bisa menjadi solusi di industri perfilman kini. Semakin banyak pilihan pengambilan gambar yang tak terbatas, perwujudan dari beragam ide pun dapat dilakukan. "Genre science-fiction, gagasan lokasi unik, historical, ini adalah salah satu metode alternatif yang paling efektif," paparnya.

Kendati begitu, pemilihan standar teknologi berupa perangkat komputer yang memadai menjadi salah satu perhatian. Sebab, dibutuhkan real time rendering untuk dapat menampilkan background di LED secara cepat.

Baca Juga: Cepat Merespons Pandemi, Platform Manajemen Kota Perlu Disiapkan untuk Hadapi Situasi Disrupsi

"Dalam game, bila spesifikasi tidak cukup, konsekuensinya game melambat tapi masih bisa difungsikan. Dalam XR, kalau tools tidak memenuhi standar, maka tidak akan bekerja. Kami butuh dukungan hardware yang tidak hanya cepat, tapi daya tahan," jelas Upie.

Upie menaksir teknologi XR akan kian pesat mengingat perkembangannya yang masif di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Untuk itu, ia mendorong para sineas film mengadaptasi teknologi ini dalam mewujudkan idenya.

909