Home Teknologi Ingin Reuni dengan Nenek Moyang yang Hidup 9.600 Tahun Silam, Eh Ketemunya Kakek Moyang

Ingin Reuni dengan Nenek Moyang yang Hidup 9.600 Tahun Silam, Eh Ketemunya Kakek Moyang

Rio de Jaeniro, Gatra.com- Rekonstruksi wajah mengungkap seperti apa rupa Zuzu, seorang pria yang hidup 9.600 tahun yang lalu di Brasil. Demikian Live Science, 15/2.

Pada tahun 1997, para arkeolog menggali kerangka yang terkubur meringkuk dalam posisi janin di Toca dos Coqueiros, sebuah situs arkeologi di Taman Nasional Serra da Capivara di Brasil. Berdasarkan ukuran dan bentuk tengkorak, mereka mengidentifikasi jenazah tersebut sebagai perempuan dan menamai kerangka tersebut Zuzu.

Namun klasifikasi itu tetap penuh kontroversi, dengan banyak peneliti mengklaim almarhum sebenarnya laki-laki. Sekarang, perkiraan wajah baru dari tengkorak berusia 9.600 tahun dapat membantu mengakhiri perdebatan ini.

Tahun lalu, para peneliti mengambil lusinan foto dari berbagai sudut tengkorak, yang dipajang di Museum Alam di Paraná, Brasil. Dengan menggunakan fotogrametri, mereka menggabungkan 57 foto secara digital untuk membuat model tengkorak 3D virtual "untuk mengungkap wajah sosok yang begitu misterius dan sangat penting bagi sejarah Brasil," tulis para peneliti dalam penelitian yang diterbitkan 25 Januari.

"Mencoba untuk memulihkan penampilan yang dimiliki seseorang dalam kehidupan ribuan tahun yang lalu adalah cara untuk membawa mereka ke masa kini, membawa mereka lebih dekat ke publik," penulis pertama Moacir Elias Santos, seorang arkeolog dari Museum Arkeologi Ciro Flamarion Cardoso di Brasil, mengatakan kepada Live Science melalui email.

"Ketertarikan utamanya adalah untuk dapat melihat sekilas wajah Zuzu, yang kerangkanya merupakan salah satu temuan terpenting di kawasan Taman Nasional Serra da Capivara," katanya.

Untuk menginformasikan pekerjaan mereka, mereka menggunakan computerized tomography (CT scan) dari donor virtual hidup dan menerapkan informasi tersebut untuk "menyesuaikan struktur tengkorak" dengan memasukkan penanda ketebalan jaringan, rekan penulis studi Cícero Moraes, seorang pakar grafis Brasil, pada Live Science melalui email.

"[Kami] menyesuaikan struktur tengkorak untuk mengubah tengkorak donor menjadi volume yang hampir sama dengan tengkorak Zuzu," kata Moraes. "Saat kami melakukan ini, jaringan lunak mengikuti deformasi/adaptasi ini dan menghasilkan wajah yang diharapkan, [dan] kompatibel dengan Zuzu dalam kehidupan," ungkapnya.

Para peneliti menciptakan dua hasil, keduanya menggambarkan seorang pria muda dengan hidung dan bibir yang lebar. Salah satu perkiraan termasuk rambut dan alis berdasarkan informasi yang diberikan oleh donor virtual, dan yang lainnya menampilkan Zuzu dengan mata tertutup dan tanpa rambut.

Karena wajah digital "sedikit kurus", para peneliti menarik kembali rahang bawah untuk mencocokkan celah yang berasal dari beberapa gigi yang hilang, menurut penelitian tersebut.

"Meskipun tengkorak memiliki kemiripan dengan populasi Asia, di antara individu-individu dari keturunan tersebut terdapat sejumlah besar perbedaan struktural, yang dielakkan dengan menutup kelopak mata," tulis para peneliti dalam penelitian tersebut.

"Gambar itu juga ditampilkan dalam skala abu-abu (hitam dan putih) karena tidak ada informasi akurat tentang warna kulit . Oleh karena itu, gambar seperti itu akan menjadi yang paling dekat dengan wajah aslinya," katanya.

"Hal yang paling menarik ketika melihat tengkorak Zuzu adalah membayangkan seperti apa dia dalam hidup," kata Santos. "Ini adalah reuni dengan salah satu leluhur tertua di negara kita," katanya. Maunya reuni dengan nenek moyang, eh Zuzu ternyata kakek moyang.

560