Home Ekonomi Kuliner Nusantara Didorong Manfaatkan Bahan Pangan Lokal yang Beragam

Kuliner Nusantara Didorong Manfaatkan Bahan Pangan Lokal yang Beragam

Jakarta, Gatra.com - Ragam kuliner nasional terus didorong agar bisa menggunakan bahan pangan lokal. Disamping itu, kuliner nusantara juga diminta untuk bisa memenuhi kaidah beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA).

Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Andriko Noto Susanto mengatakan, kuliner nusantara berbasis pangan lokal pun menjadi sebuah inovasi yang didorong pihaknya lewat semangat B2SA.

Baca JugaBI Jateng Dorong Hilirisasi Pertanian untuk Tingkatkan Ketahanan Pangan

“Kita mendorong kuliner nusantara kita diperkaya dengan protein hewani, diragamkan sumber karbohidratnya, dinaikkan konsumsi sayur dan buahnya, kacang-kacangannya, dan umbi-umbiannya,” Jelas Andriko dalam keterangan tertulisnya, Minggu (19/2).

Jika menilik pada skor Pola Pangan Harapan (PPH) tahun 2022 yang mencapai 92,9, angka tersebut meningkat 5,7 poin dari tahun 2021 sebesar 87,2 (dengan AKE 2.100 kkal kap hari), Andriko menilai tren tersebut menjadi sinyal masih perlunya peningkatan kualitas konsumsi pangan.

Berdasarkan PPH, masyarakat masih berlebih mengkonsumsi karbohidrat, minyak, dan lemak. Sementara konsumsi kekurangan sayur dan buah, kacang-kacangan, dan umbi-umbian masih tercatat rendah.

“Peran pangan hewani, kacang-kacangan, terutama sayur dan buah sangat nyata dan penting dalam menentukan perbaikan kualitas konsumsi pangan masyarakat Indonesia.” kata Andriko.

Menurut Andriko, transformasi sistem pangan baru kini harus berbasis demand driven, berangkat dari hilir ke hulu. Hal ini tidak bisa dilakukan tanpa sinergi dan kolaborasi berbagai pihak.

Baca Juga: Menteri Pertanian: Tidak Betul Petani Miskin, Hasil Panennya Kalahkan Gaji Bupati

“Seperti yang seringkali diungkapkan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi, membangun ketahanan pangan tidak bisa dilakukan oleh satu dua institusi saja, atau hanya pemerintah saja, melainkan membutuhkan kolaborasi dari semua stakeholder.” tambahnya.

Sementara itu,Ketua Harian Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Jawa Barat, Ipong Witono mengungkapkan, kegiatan ini sebagai bagian dari upaya membangun penyadaran akan pentingnya pangan warisan budaya dan secara bertahap mengurangi ketergantungan terhadap impor. kemandirian berbasis usaha mikro dan mendorong kemandirian perempuan

“Dengan kesadaran baru ini kami kembali lagi kepada makanan warisan budaya, dengan mengurangi ketergantungan impor. Bagaimana kita mengolah bahan pangan berbasis lokal. Mendorong kebangkitan ekonomi dan rumah tangga.” ujarnya.

160