Home Ekonomi Indonesia Ketua ASEAN, Menparekraf: Momentum Pengembangan Desa Wisata

Indonesia Ketua ASEAN, Menparekraf: Momentum Pengembangan Desa Wisata

Jakarta, Gatra.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan, posisi Indonesia sebagai ketua ASEAN 2023 merupakan salah satu momentum di antaranya untuk mendorong pemulihan dan pengembangan sektor pariwisata Tanah Air.

Sandi menyampaikan keterangan tersebut melalui video dalam acara kuliah umum di Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila (UP), Jakarta, Rabu (22/02). Menurutnya, berbagai perhelatan di Indonesia, seperti G20, telah memberi dampak pada sektor pariwisata Tanah Air.

“Saya berharap melalui berbagai event 2023, target 7,4 juta wisman [wisatawan mancanegara] dapat tercapai,” ucapnya.

Untuk menyambut berbagai event pada tahun ini, Sandi mendorong agar sektor pariwisata terus berbenah dan dikembangkan secara inklusif dan berkelanjutan demi menopang perekonomian.

“Berdasarkan pengalaman Indonesia, pariwisata terbukti mampu berkontribusi besar dalam pemulihan ekonomi pascapandemi,” ujarnya.

Sesuai big data Kemenparekraf, desa wisata terbukti meningkatkan ekonomi masyarakat hingga 30%. Keberadaan desa wisata tersebut selain menarik potensi wisata lain di sekitarnya.

Selain itu, turut memberdayakan UMKM serta masyarakat sekitar untuk turut berkontribusi dalam pengembangan destinasi wisata. Tentunya hal ini menjadi kabar baik bagi Indonesia untuk terus membangkitkan ekonomi pascapandemi.

Direktur DESMA Center, Wiwik Mahdayani, mengatakan bahwa desa wisata merupakan salah satu kekhasan dan pilar utama pariwisata Indonesia.

“Indonesia memiliki banyak sekali potensi desa wisata yang unggul dan karenanya perlu didukung dengan peningkatan kapasitas perencanaan dan pengelolaan agar semakin mandiri, tangguh, dan berkelanjutan,” katanya.

Selama masa Keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023, diperkirakan lebih dari 300 pertemuan akan terselenggara di Indonesia. Dengan demikian, Keketuaan Indonesia ini dapat berkontribusi meningkatkan pariwisata dan potensi devisa negara, baik di pusat maupun daerah, khususnya melalui penyelenggaraan event.

“Di sinilah pengelolaan acara menjadi isu strategis, karena event, acara yang dikelola dengan baik akan mampu menjadi atraksi dan menambah keunggulan kompetitif suatu destinasi pariwisata,” ujar Panca Rudolf Sarungu, Chief Community Teman Parekraf Nasional (Tepanas).

Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila, Devi Roza Kausar, menyampaikan bahwa setidaknya terdapat dua hal strategis yang perlu menjadi arus utama, yaitu strategi pengelolaan pariwisata yang inklusif, tangguh dan berkelanjutan, serta strategi peningkatan sumber daya manusia pariwisata khususnya dalam pengelolaan konvensi dan acara atau event.

“Hal inilah yang mendasari kami untuk membuka Program Studi Sarjana Terapan Pengelolaan Konvensi & Acara di Universitas Pancasila,” katanya.

Menurutnya, kehadiran program studi Pengelolaan Konvensii dan Acara di Universitas Pancasila diharapkan dapat memperkaya pilihan calon mahasiswa yang ingin berkecimpung di sektor pariwisata, sekaligus meningkatkan kualitas SDM pelaku wisata yang kompeten, terampil, dan memberikan nilai tambah dalam pengembangan pariwisata Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan.

Ia menjelaskan, Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila adalah penyelenggara program studi S1 Pariwisata yang pertama di wilayah Jabodetabek, serta program studi D4 Pengeloan Konvensi & Acara.

Dibuka sejak 2009, Fakultas Pariwisata UP telah terakreditasi A dari BAN PT, dan memiliki jalinan kerja sama internasional dengan berbagai universitas di Inggris, Spanyol, Australia, Jepang, dan ASEAN.

Dalam kegiatan akademisnya, Fakultas Pariwisata UP memiliki komitmen tinggi dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan dan berbasis masyarakat, termasuk pengembangan desa wisata dan pengelolaan event.

554